Pajarakan,- Para pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Pajarakan mendapatkan trauma healing dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Probolinggo, Senin (12/9/22).
Kepala SMPN I Pajarakan Arif Syamsul Hadi mengatakan, penanganan terhadap siswa dan siswinya yang menjadi korban jembatan ambruk, memang tidak hanya dari segi fisik. Melainkan juga dari sisi mental pasca tertimpa musibah.
“Trauma healing dilakukan karena siswa dan siswi kami juga perlu dijaga secara fisik dan mentalnya. Alhamdulillah, korban sudah mulai masuk sekolah, ada 53 siswa dan siswi,” ujarnya.
Sebelum trauma healing dilakukan, dijelaskan Arif, sekolah juga telah mengadakan do’a bersama di halaman sekolan, Sabtu (10/9/22) lalu. ‘Untuk merefleksikan diri kita bahwa musibah memang dari Allah SWT,” Arif menegaskan.
Sementara itu salah satu korban jembatan runtuh, Sintia Aulia mengungkapkan, setelah mendapatkan trauma healing, ia merasa lebih leluasa tenang untuk melakukan aktifitas selanjutnya.
“Ya setelah menceritakan semuanya, saya merasa sudah mendingan. Ya saya waktu itu ada di bagian tengah, waktu di jembatan kaget tiba tiba sudah di bawah,” curhatnya.
“Ya seperti gelap sebentar waktu itu terus sepala seperti terbentur. Kata dokternya kalau dibiarin bisa gagar otak,” imbuh dia.
Korban lainnya, Ardiansyah Rian Fahreza mengatakan, saat kejaian tubuhnya melayang tanpa kendali, kemudian kakinya terbentur batu yang ada di dasar sungai.
“Kan yang ambruk itu dari yang tengah dulu, terus tubuh saya terbang dan kaki mendarat duluan, kena batu sama dan rusuk. Alhamdulillah sekarang sudah mendingan,” paparnya.
Seperti diketahui, jembatan gantung di Desa Kregenan, Kecamatan Kraksaan, ambruk saat dilintasi ratusan pelajar SMPN I Pajarakan, Jumat (9/9/22) pagi.
Kejadian itu mengakibatkan sedikitnya 37 siswa dan seorang guru terluka. Sebanyak 14 orang bahkan harus dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainullah FT