Kraksaan,- Kebijakan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi membawa efek domino. Jasa Angkutan Desa (Angdes) dan Mobil Penumpang Umum (MPU) pun meroket demi menyesuaikan biaya operasional.
Padahal sebelum harga BBM naik, sopir angdes dan MPU sudah kelimpungan gegara sepi penumpang. Alhasil, penghasilan sopir angdes dan MPU pun jauh diluar target.
Seperti yang diungkapkan Hari (38), sopir angdes yang biasa mangkal di trayek jalan raya Pajarakan – Condong Maron. Ia mengaku sangat kelimpungan lantaran naiknya harga BBM sejak (3/9/22) lalu.
Kebijakan itu, menurutnya, membuat ia dan sopir lainnya terpaksa harus menaikan tarif angkotnya meski sejatinya langkah itu berat untuk dilakukan.
“Karena penumpang yang biasa menumpang kadang juga tidak mau jika tarif dinaikkan. Akhirnya jumlah penumpang semakin menyusut,” katanya, Jum’at (23/9/22).
Agar tidak merugi, ia menyiasatinya dengan membagi penumpang dalam dua kategori. Hanya bagi penumpang umum saja tarif dinaikkan, sementara bagi pelajar tetap memakai tarif lama.
“Itu terpaksa saya naikkan tarif ongkos dari penumpang. Biasanya Rp10 ribu dari Pajarakan ke Condong sekarang sudah Rp12.500, jadi naiknya Rp2.500,” ia menambahkan.
“Untuk menjaga penumpang tetap stabil, bagi pelajar tarif tidak saya naikkan. Baru kalau penumpang umum saya naikkan untuk menutupi biaya pembelian BBM yang naik,” paparnya.
Hal yang sama dirasakan Mohammad Rohim, sopir MPU yang mempunyai rute dari Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo hingga Kota Probolinggo. Ia mengakui juga sangat terdampak dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi.
Penurunan penumpang dan menaikkan tarif juga menjadi pilihan sulit bagi Rohim. Sebab ia terpaksa menaikkan tarif karena harga BBM naik. Akibatnya, jumlah penumpang pada kendaraannnya turun drastis.
“Sebelum BBM naik dari Kota Probolinggo ke Kecamatan Kraksaan tarifnya Rp10 ribu. Tetapi sekarang saya naikkan sampai Rp 2.500. Tergantung dari penumpangnya pelajar, pegawai, atau penumpang umum,” jelas Rohim.(*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R