Probolinggo – Seorang mantan karyawan pabrik keramik asal Kelurahan/ Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo sukses membuat kerajinan keramik rumahan beromset jutaan rupiah per bulan. Sempat terpuruk karena karena pandemi Covid-19, kini usaha yang telah didirikan sejak 20 tahun yang lalu itu sudah memiliki puluhan karyawan.
Adalah Edi Cahyo Purnomo (55), warga Jalan Cangkring, Kota Probolinggo yang menekuni usaha keramik. Usaha yang ia dirikan itu bernama “Kinasih”. Bermula atas kecintaannya terhadap seni pembuatan keramik saat ia kerja di salah satu pabrik keramik.
Kecintaan akan seni keramik bertambah, tatkala, Edi sapaan akrabnya berpindah-pindah kerja di beberapa pabrik keramik, baik di Probolinggo hingga luar kota. Barulah, ilmu yang ia dapat kemudia ia aplikasikan dengan membuat kerajinan keramik.
Hasil kerajinan keramiknya mendapat respon positif, hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka usaha kerajinan keramik. Banyak pesanan yang ia terima, mulai dari keramik untuk suvenir, hingga, aksesoris, dan vas bunga.
“Alhamdulillah kerajinan keramik yang saya dirikan ini berkembang pesat, hingga saya mempunya sekitar 30 karyawan untuk mengisi beberapa pos pembuatan keramik,” ujar Edi.
Usaha yang digeluti Edi ini sempat mendapat ujian, di mana saat pandemi Covid-19 merebak, usahanya memgalami kerugian. Ia harus merumahkan karyawan dan hanya menyisakan seorang karyawan.
Namun, dua tahun berselang, serta seiring meredanya pandemi Covid-19, usaha Edi kembali bangkit. Ia memulai produksi untuk memenuhi order kerajinan keramik.
Selain itu, Edi juga sudah mulai kembali memperkerjakan 10 karyawan untuk membantunya memproduksi order yang masuk.
Untuk kerajinan keramiknya, Edi memberi harga variatif, tergantung ukuran, hingga bentuk, dan juga kesulitan. Namun demikian, meski kerajinan keramik yang ia produksi terdapat cacat saat produksi, namun kerajinan keramik masih laku dijual khususnya vas bunga untuk tanaman bonsai.
“Alhamdulillah setelah pandemi, banyak orderan masuk, mulai dari Jember, Surabaya, hingga Bali, yang merupakan langganan. Untuk omset meskipun tak sebesar sebelum Covid-19, saat ini sudah bisa untuk membayar karyawan,” imbuh Edi.
Sementara, salah satu karyawan bagian ukir, Subianto mengatakan, ia sudah ikut “Kinasih” sejak 12 tahun yang lalu. Ia memang salah satu spesialis ukir, hingga pembuatan ornamen keramik.
“Untuk membuat ornamen keramik dengan tingkat kesulitan tinggi seperti membuat naga membutuhkan waktu selama 15 menit, tergantung tingkat kesulitannya,” ujarnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.