Probolinggo – Kejuaran nasional (kerjurnas) motor cross bertajuk Indonesia Enduro Rally Championship (IERC) 2022 kembali digeber. Kali ini, kejurnas dengan titik start di Kecamatan Sukapura serta menempuh jarak ratusan kilometer ini merupakan ajang pembuktian pembalap lokal.
IERC sendiri merupakan ajang balap motor cross di mana para pembalap menempuh jalur extrem dengan start dan finish di dua kota berbeda dan digelar selama tiga hari. Selain membutuhkan keahlian pembalap dalam melibas medan yang dilalui, kejurnas ini juga memerlukan persiapan yang matang, baik motor hingga kerjasama tim.
Kejuaraan ini digelar pada 9-11 Desember 2022, start dari wilayah Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo dan finish di Lumajang. Selama tiga hari, para pembalap berlomba menaklukkan medan, yang menyuguhkan keindahan Gunung Bromo.
Ketua Pelaksana Event IERC, Edi Nurwanto mengatakan, kejurnas ini bertema “From Sun Meet The Moon” merupakan ronde kedua setelah ronde pertama digelar di Jawa Tengah. Pemilihan Gunung Bromo, selain medannya yang cukup menantang, melalui kejuaraan ini panitia ingin lebih mengenalkan wisata Gunung Bromo.
“Total ada 130 peserta yang terbagi menjadi empat kelas. Dari 130 peserta ini ada juga pembalap dari luar negeri. Kami berharap, dengan even ini dapat kembali dipulihkan wisata pasca-Covid-19, serta membantu berkembangnya UMKM,” ujarnya.
Ada empat kelas yang diperlombakan, yakni Team Enduro Class Individu, Enduro Build Up, Individu Enduro Lokal, dan Kelas Enduro 40+. Untuk menempuh jalur yang dilalui, peserta harus mengandalakan GPS. Selain itu, untuk memantau peserta selama di lintasan, panitia menggunakan live tracking.
Dengan adanya kelas lokal, banyak pembalap lokal khususnya dari Probolinggo yang turut serta dalam kejurnas ini. Tak ayal, kejurnas ini sebagai ajang pembuktian pembalap-pembalap lokal.
Salah satu pembalap asal Probolinggo, Nyumalisa mengatakan, baru pertama kali mengikuti even kejurnas ini. Sjauh ini, kesulitan hanya saat berada di jalur. Namun demikian, di hari berikutnya, ia akan berusanya semaksimal mungkin.
“Untuk kejurnas ini saya ikut di kelas lokal, dan memang di hari pertama kendala hanya saat berada di lintasan. Seperti diketahui, lintasan di lereng Gunung Bromo cukup menantang,” ujarnya.
Hal senada disampaikan pembalap lain asal Probolinggo, Eko Apriyanto. Ia mengatakan, ia ikut kelas individu enduro build up, di mana sebelum turun di kejurnas ini selain persiapan menghadapi rute, juga persiapan kendaraan.
“Kejuaraan ini tentunya ditunggu oleh lara pecinta motor trail, karena menantang. Kami berharap, kejuaraan ini tahun depan dapat digelar kembali di Gunung Bromo,” ujarnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.