Lumajang, – Momen Hari Jadi Lumajang (Harjalu) yang ke 767 Tahun 2022 ini sedikit berbeda dari sebelumnya. Bedanya, Bupati dan Wakil Bupati Lumajang bersama jajaran Forkopimda memakai pakaian khas Lumajang.
Jika Harjalu ke 766 sebelumnya, Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengenakan pakaian khas madura dengan baju lorek, sewek dan kopiyah hitam, kali ini pakaian orang nomor 1 di Lumajang itu lebih elegan.
Pakaian yang dikenakan Bupati dan Wabup Lumajang, merupakan baju khas kota pisang dan sudah ditetapkan oleh tim guru besar sejarah UGM sebagai warisan pakaian khas Lumajang.
Disebutkan, bahwa corak dan karakter pakaian khas Lumajang telah dikaji oleh para peneliti, dari berbagai referensi dan rujukan diantaranya Becknopte Encyclopedie van Nederlandsch-Indie, koleksi National Archief Den Hag, dan Perpustakaan Universiteit Leiden.
Tak hanya itu, ada juga beberapa referensi dokumentasi dari arsip nasional dan beberapa sumber ahli sejarah dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, yang mengamini baju khas Lumajang seperti yang dikenalkan dalam kirab.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq membenarkan soal keaslian baju khas Lumajang. Menurutnya, baju dengan nuansa hitam tersebut nampak elegan dengan balutan manik-manik emas cantik yang menghiasinya.
“Untuk menggunakan pakaian ini, cukup sederhana, bagian luarnya tidak perlu dikancing, namun mengenakan pakaian dalam warna putih, dilengkapi blangkon penutup kepala berwarna hitam serta jarik Lumajangan sebagai bawahan,” kata Thoriq, Kamis (15/12/2022).
Sementara, untuk pakian wanita yang dikenakan Wakil Bupati Lumajang, motifnya sedikit berbeda dengan pakaian pria. Namun tidak mengurangi kesan anggun kepada pemakainya.
Warna dan karakter pakaian daerah ini pun cukup dikenal, sebab disebut-sebut pernah digunakan oleh salah satu petinggi Lumajang terdahulu.
“Pakaian tersebut sebelumnya sudah digunakan oleh petinggi Lumajang terdahulu, R.M. Singowiguno tahun 1910 saat berfoto dengan keluarga dan para petinggi lainnya,” ujar Thoriqul.
Thoriq menambahkan, pakaian khas Lumajang menjadi salah satu pertimbangan Tim Sejarawan Universitas Gajah Mada (UGM) sebagai pakaian khas Lumajang. Sebab, baju tersebut pernah dipakai oleh R.M Singowiguno di depan kepatihan Lumajang.
“Baju Khas Lumajang ini di gunakan oleh R.M. Singowiguno di depan Kepatihan Lumajang tahun 1910. Berdasarkan pertimbangan tersebut, pakaian khas Lumajang dalam prosesi upacara merujuk pada pakaian R.M. Singowiguno, termasuk untuk prosesi Harjalu yang ke-767,” tutup Thoriq. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R