Probolinggo – Di musim penghujan seperti saat ini perkembangan nyamuk Aedes Aegypti perantara penyakit demam berdarah dengue (DBD) berkembang biak. Jika dilihat dari data, Dinas Kesehatan dan P2KB Kota Probolinggo mewaspadai lonjakan kasus DBD di awal tahun.
Plt Kepala Dinas Kesehatan dan P2KB, dr. Nurul Hasanah Hidayati mengatakan, Kota Probolinggo merupakan daerah endemis, dengan jumlah total penderita DBD selama tahun 2022 (Januari-Desember) mencapai 223 kasus.
“Dari jumlah tersebut kasus tertinggi berada di semerter awal yakni Januari hingga puncak pada bulan Mei, namun pada bulan Juni mulai ada penurunan kasus BDB. Meski begitu, di bulan Desember juga sempat terjadi lonjakan kasus,” ujarnya, Senin (16/1/2023).
Dari jumlah tersebut, total ada empat kasus kematian yakni, satu balita, dua anak usia sekolah dasar, dan satu usia dewasa. Selain itu, usia paling banyak yang sering terkena DBD yakni berada di usia 4-15 tahun.
Dari data Dinkes dan P2KB, selama 2022 untuk penyumbang kasus terbanyak kasus DBD ini berada di Kecamatan Kanigaran, di mana kepadatan penduduk menjadi salah satu faktor penularan DBD.
Jika melihat data tahun 2022, yang mana terjadi lonjakan di semester awal, Dinkes dan P2DB Kota Probolinggo sendiri mewaspadai lonjakan kasus DBD di awal tahun 2023 ini.
“Kami mewaspadai lonjakan DBD di awal tahun seperti tahun sebelumnya. Utuk itu sesuai SE Walikota, kami mengimbau masyarakat untuk selalu hidup sehat. Biasakan selalu menguras air, memberihkan halaman, hingga menutup tempat penampungan air,” imbuhnya.(*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.