Probolinggo – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mencatat enam bencana terjadi sepanjang Januari lalu. Curah hujan dengan intensitas tinggi yang masih sering terjadi, menjadi salah satu faktor utama terjadinya bencana tersebut.
Tenaga Teknis Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD setempat, Silvia Verdiana mengatakan, lima bencana di antaranya disebabkan oleh cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem tersebut terjadi di Desa Gebangan dan Tanjungsari, Kecamatan Krejengan; Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang; Desa Curahdringu, Kecamatan Tongas; dan Desa Banjarsari, Kecamatan Sumberasih.
Sedangkan satu bencana lainnya merupakan tanah longsor di Desa/Kecamatan Lumbang.
“Dari data yang sudah dihimpun paling banyak bencana cuaca ekstrem. Sementara bencana lainnya hanya longsor,” katanya, Minggu (5/2/2023).
Dari bencana tersebut terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan, utamanya kerusakan rumah. Tercatat, sembilan rumah rusak ringan, dua rumah rusak berat, dan dua sekolah rusak ringan.
“Untungnya, tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan dari bencana-bencana tersebut,” paparnya.
Sementara pada Februari, sudah ada bencana yang terjadi, yakni longsor di Desa Pandanlaras, Kecamatan Krucil dan di Desa Kalidandan, Kecamatan Pakuniran. Kedua bencana ini diduga disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi.
“Yang Krucil, Kamis malam (2/2/2023) dan yang Pakuniran terjadi Jumat (3/2/2023)-nya,” ungkapnya.
Silvia melanjutkan, dengan sejumlah bencana yang terjadi itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana serupa.
Pasalnya, berdasarkan peta prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, pada Februari ini diprediksi masih akan terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
“Tetap waspada. Alam hanya bisa diprediksi, meski terkadang prediksi bisa meleset,” ujarnya.(*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.