Probolinggo – Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Probolinggo memprediksi, panen raya padi akan terjadi Maret mendatang. Hal ini diprediksi sesuai dengan siklus tahunan masa panen.
Kepala Disperta, Mahbub Zunaidi mengatakan, sesuai dengan siklus tanam, sejatinya akhir Februari sudah memasuki masa panen raya. Namun, karena cuaca yang tidak menentu, masa panen memgalami kemunduran.
“Biasanya akhir Februari sudah mulai panen. Namun, mungkin karena faktor hujan, maka terjadi kemunduran,” katanya, Minggu (19/2/2023).
Ia meyakini, dengan adanya panen raya ini, harga beras dan gabah akan ikut terpengaruh. Sebab, salah satu faktor yang mempengaruhi harga beras dan gabah adalah ketersedian gabah di tingkat petani. Sedangkan gabah, akan tersedia ketika petani melakukan panen.
“Tentu akan berpengaruh. Sebab perihal harga nantinya, para petani juga dapat memanfaatkan Sistem Resi Gudang milik pemerintah untuk menahan barang apabila harganya murah,” ujarnya.
Meski begitu, saat ini, ada sejumlah hal yang perlu perhatikan oleh para petani. Salah satunya serangan Organisme Penggangu Tanaman (OPT). Sebab, jika OPT disepelekan, bisa saja berakibat terhadap hasil panen yang buruk.
“Tentu OPT dapat mengganggu hasil panen. Sehingga perlu ada perawatan dan pencegahan. Bisa dengan penggunaan pestisida secukupnya. Dna petani sudah paham betul takarannya,” kata Mahbub.
Sementara itu, Solihin, petani dari Desa Sumurdalam, Kecamatan Besuk mengatakan, meski diprediksi masa penen raya akan terjadi pada bulan depan, di daerahnya juga masih banyak petani yang baru memulai proses tanam.
“Ada juga yang sudah menguning, tapi masih banyak petani yang baru mulai. Saya saja baru besok tanamnya,” katanya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.