Menu

Mode Gelap
KPU Pasuruan Tetapkan DPTb, Bangil Catat Pemilih Masuk Tertinggi, Grati Dominasi Pemilih Keluar Logistik Pilkada di Kab. Probolinggo Mulai Didistribusikan, Segini Jumlahnya Pemkot Probolinggo Sidak Kios, Stok Pupuk Aman KPU Kota Probolinggo Mulai Distribusikan 1.312 Bilik Suara PMII, HMI hingga GMNI Kompak Deklarasi Anti Politik Uang Kampanye Akbar Pamungkas, Handal Bersinar Bertekad Lanjutkan Visi misi Berkelanjutan

Ekonomi · 13 Mar 2023 10:20 WIB

Hasil Pertanian Merosot, HKTI Lumajang Serukan Petani Maksimalkan Pupuk Organik


					MEROSOT: Kuantitas dan kualitas padi musim tanam kedua di Lumajang turun dibandingkan musim tanam pertama. (foto: Asmadi) Perbesar

MEROSOT: Kuantitas dan kualitas padi musim tanam kedua di Lumajang turun dibandingkan musim tanam pertama. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Musim tanam kedua tanaman padi di Kabupaten Lumajang tak sebaik musim tanam pertama. Kuantitas dan kualitas hasil panen dinilai menurun drastis.

Ketua DPC HKTI Lumajang, Iskhak Subagio menyebut, salah satu penyebab menurunnya hasil tanaman padi lantaran kondisi tanah yang tidak baik. Unsur hara tanah sudah kurang ideal sehingga berpengaruh terhadap kesuburan tanah.

Iskhak memaparkan, kandungan bahan organik tanah rata rata tinggal 1,5 persen dari baku minimal 5 persen. Sementara tingkat keasaman tanah tersisa 3 – 3,5 persen dari normalnya 7 persen.

“Kalau kondisi ini dibiarkan maka produktivitas lahan pertanian dipastikan akan turun dan tentu petani akan semakin terpuruk,” kata Iskhak, Senin (13/3/23).

Terobosan utama yang perlu segera dilakukan petani, terang Iskhak, adalah menggalakkan pemakaian pupuk organik. Tujuannya, untuk pembenahan tanah agar kualitas dan kadar unsur haranya kembali normal.

“Ini mutlak dilakukan sebagai intervensi pemerintah terhadap sektor pertanian, tetapi kembali lagi karena sektor pertanian bukan urusan wajib maka anggaran yang disiapkan relatif kecil,” paparnya.

Inilah yang menurut Iskhak jadi pemicu program aksi pemupukan organik dan benih unggul bersertifikat (SIGARPUN BULAT) yang digadang-gadang Dinas Pertanian Lumajang, penerapannya tidak maksimal.

“Makanya kami HKTI sangat getol mengawal petani untuk berusaha tani yang berbasis ramah lingkungan dengan aplikasi berbagi jenis pupuk organik, output yang akan kami capai adalah kemandirian petani di sektor pupuk,” jelasnya.

Iskhak mengaku pihaknya tetap akan mengawal distribusi pupuk subsidi dengan harapan agar sesuai dengan ketentuan. Dengan demikian, pupuk bisa dijangkau dengan mudah oleh petani.

“Jka pupuk subsidi diselewengkan, berati kita mendzolimi petani yang sudah tidak tentu nasibnya. Kami berharap dinas perdagangan juga bisa memfasilitasi adanya resi gudang, agar saat harga jatuh petani bisa menunda jual padinya, sehingga pendapatan petani jadi layak,” terangnya.

Dijelaskannya, kondisi ini justru bertolak belakang dengan target pemerintah yang ingin mencapai swasembada pangan. Selain kestabilan harga pangan, kesejahteraan petani juga menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi.

“Pemerintah harus mengatasi persoalan ini dengan solusi nyata yang bisa diimplementasikan. Pemerintah harus memberikan edukasi untuk peningkatan kapasitas para petani dan juga penguasaan teknologi pertanian. Penguasaan teknologi pertanian sebaiknya juga diikuti dengan revitalisasi alat-alat pertanian,” urainya.

Selain itu, imbuh Iskhak, pemerintah juga harus membenahi rantai distribusi pangan yang panjang. “Panjangnya rantai distribusi membuat petani tidak bisa menikmati harga mahal komoditas yang ada di tingkat konsumen,” pungkasnya. (*)

 

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi