Probolinggo – Sejak Rabu pagi (22/03/2023), kawasan Gunung Bromo ditutup bagi wisatawan. Hal ini lantaran, umat Hindu suku Tengger pada hari ini melaksanakan ritual Nyepi.
Penutupan jalur wisata Bromo ini agar umat Hindu khidmat dalam menjalankan ibadah. Sejak Rabu pagi, petugas gabungan dari Polsek Sukapura, Koramil Sukapura, Satpol PP, Linmas, dan jogoboyo menjaga pos penyekatan di Desa Wonokerto.
Penyekatan juga menggunakan barikade yang dipasang menutup jalan menuju Gunung Bromo. Meski sudah diinformasikan, namun ada saja wisatawan yang tetap naik, dan akhirnya kecewa tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju Gunung Bromo.
“Sejak pukul 06.00, kami melakukan penutupan akses menuju Gunung Bromo, mulai dari Desa Wonokerto. Hal ini selain kesepakatan bersama, juga untuk memberikan kesempatan bagi umat Hindu melaksanakan tapa brata dengan tanpa gangguan,” ujar Sekretaris Desa Ngadas, Mulyono.
Tak hanya di Desa Wonokerto, penyekatan juga dilakukan di depan Kantor Desa Ngadas. Lokasi tersebut sebagai titik jogoboyo berkumpul sebelum dan sesudah melakukan patroli.
Ada empat pantangan umat Hindu selama melaksanakan tapa brata. Yakni, amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), amati geni (tidak menyalakan api), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang) selama 24 jam.
“Dengan perayaan Nyepi 1945 Saka, serta berbarengan bulan Ramadhan 1444 tahun ini, semoga kita semua diberi umur panjang, dan kesehatan,” kata Mulyono. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.