Probolinggo – Kasus keracunan sebanyak 19 siswa SD IT Tahfidz Bintangku, Kota Probolinggo, Jumat kemarin terus didalami. Dinas Kesehatan dan P2KB Kota Probolinggo yang menerima sampel teh kemasan botol menyatakan, akan mengirimkan sampel ke Labkesda Surabaya untuk mengetahui kandungan pada teh kadaluarsa itu.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan dan P2KB, dr. Nurul Hasanah Hidayati, mengatakan, telah mendapatkan laporan petugas Dinkes sekaligus sampel teh kemasan botol yang diduga membuat 19 siswa SD IT tersebut keracunan.
“Jadi untuk dugaannya 19 siswa yang keracunan ini akibat meminum teh kemasan kadaluarsa. Petugas kami telah mendapat sampel dari teh kemasan tersebut usai kejadian,” ujarnya, Sabtu (13/5/23).
Selanjutnya sampel teh kemasan yang diduga kadaluwarsa tersebut akan dikirim ke Labkesda Surabaya. Hal itu untuk mengetahui apakah ada bakteri atau jamur dalam teh tersebut dengan pemeriksaannya menggunakan uji mikrobiologi.
Pemeriksaan sampel teh kemasan tersebut akan keluar sekitar seminggu ke depan. Tak hanya itu, petugas Dinas Kesehatan dan P2KB juga melakukan sidak ke toko penjual minuman tersebut. Namun hasilnya tidak ditemukan minuman kemasan kadaluarsa.
“Dari sidak tersebut petugas telah melakukan teguran kepada toko yang selanjutnya akan kami buatkan surat resmi untuk melaksanakan pembinaan,” imbuh dr. Ida, panggilan akrab dr Nurul Hasanah Hidayati.
Diberitakan sebelumnya 19 siswa SD IT Tahfidz Bintangku, di Jalan Bengawan Solo, Kelurahan Sumber Wetan, Kecamatan Kedopok mengalami keracunan massal. Hal itu setelah mereka meminum minuman teh kemasan yang dibagikan saat acara ulang tahun di sekolahnya pada Jumat siang (12/05/23).
Rata-rata, para siswa ini mengalami pusing, mual, hingga muntah usai minum teh kemasan yang menurut siswa rasanya pahit. Sesuai SOP, 19 siswa tersebut dilarikan ke UGD RSUD dr. Moh. Saleh untuk mendapat perawatan. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.