Pasuruan,- Bakal Calon Presiden yang diusung oleh Partai Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, silaturahim dengan para relawan di Hotel & Resort Tamandayu, Pasuruan, Rabu (24/5/2023) malam.
Dalam acara tersebut, Anies mendengarkan aspirasi dan harapan dari para relawan, sekaligus menjelaskan prinsip-prinsip dasar perubahan ke depan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, ada sektor-sektor yang membutuhkan perhatian khusus, seperti pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan. Ia menyadari bahwa pelaku di sektor-sektor tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus terkait kesejahteraan.
“Dalam sektor-sektor tersebut, banyak produk yang dinikmati oleh kita semua, namun ironisnya, para pelaku di lapangan tidak merasakan peningkatan kesejahteraan yang sepadan,” ujar Anies.
Namun, ketika ditanya mengenai tudingan salah menginterpretasi data Badan Pusat Statistik (BPS) soal dampak elektabilitasnya pasca skandal mega korupsi di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Anis diam seribu bahasa.
Anies hanya mengucapkan ‘terima kasih’ sembari tersenyum dan langsung memasuki mobi.
Dikutip dari detik.com, dalam acara hari ulang tahun (HUT) ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023) lalu, Anis memaparkan pembangunan jalan tol di era Jokowi memang besar bahkan 63% jalan tol di Indonesia dibangun selama 2014 hingga sekarang.
Totalnya ada sepanjang 1.569 kilometer, dari total 2.499 kilometer jalan tol yang ada di Indonesia. Sementara itu, jalan nasional yang berhasil dibangun Jokowi, menurut data yang dia paparkan, hanya sebesar 19 ribu kilometer.
Namun pernyataan Anis dibantah oleh Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian. Hendy mengatakan bahwa Anies salah menginterpretasi data Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut Hedy, data BPS itu bercerita soal perubahan status, dari jalan provinsi jadi jalan nasional. Bukan pembangunan jalan baru yang disebut bahwa pembangunan jalan zaman SBY lebih panjang dari zaman Jokowi.
Hedy mengatakan penambahan jalan nasional dapat dilatarbelakangi oleh perubahan jalan provinsi menjadi jalan nasional. Untuk itu, menurut Hedy, Anies salah jika menginterpretasikan data itu sebagai hasil pembangunan jalan baru. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.