Probolinggo – Siang itu, Kamis (22/6/2023), Ahmad (45) sedang duduk di sebuah warung pinggir jalan di Dusun Tanjung, Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton. Sambil menyeruput kopi, ia terus memandangi lapak hewan kurbannya yang berada di sebelah barat warung tersebut.
Sambil terus berharap ada seorang dermawan yang mau membeli domba-dombanya untuk dijadikan hewan kurban, ia terus memandangi lalu lalang kendaraan yang melaju di jalur pantura tepat di depan lapaknya berjualan domba hewan kurban.
Kondisi fisik yang tak lagi sempurna, tak menyurutkan semangat Ahmad untuk terus mengais rezeki. Dengan tongkat yang berada di bawah bahu kiri, sesekali ia berjalan menuju lapak hewan kurbannya guna memberi makan domba-domba itu.
Sebanyak 40 domba, ia siapkan untuk penjualan kurban tahun ini. “Rutin setiap tahun saya jualan kurban seperti ini,” ujarnya.
Ahmad melanjutkan, ia membuka lapak jualannya itu sudah sejak Minggu (18/6/2023) lalu. Selama itu, ia terus berharap ada orang yang membeli domba-domba yang ia patok dengan harga antara Rp2 – 5,5 juta tersebut.
Namun, kondisi tahun ini sangat jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dengan hari raya Idul Adha yang sudah tinggal seminggu lagi, belum ada satu pun hewan kurbannya itu yang terjual.
Padahal, pada tahun sebelumnya dengan jarak hari yang sama dengan Idul Adha, biasanya sudah ada belasan hewan kurbannya yang terjual.
“Sudah empat hari, satu pun belum ada yang terjual. Sepi. Beda dengan tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Kondisi ini pun membuatnya heran. Pasalnya, penjualan pada saat terjadi meluasnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada 2022 lalu.
Penjualannya masih terbilang lancar jika dibandingkan dengan tahun ini. Padahal ancaman wabah PMK sudah tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Mungkin sedang paceklik, makanya sepi. Orang-orang juga banyak tanam tembakau, modalnya besar,” ucapnya.
Meski begitu, dengan kondisi yang sepi pembeli ini, ia tetap tidak menyerah. Semangatnya untuk mengais rezeki dari berjualan hewan kurban ini masih tertanam teguh. Ia mengaku akan tetap berjualan hingga hari terakhir tepat sehari sebelum Hari Raya Idul Adha.
“Mungkin masih belum rezeki, kalau sudah dikasih sama Allah, nanti juga bakalan laku,” katanya.
Sementara itu, Muzammil, pedagang musiman hewan kurban di daerah Kraksaan mengaku, untuk tahun ini dirinya memang sengaja tidak membuka lapak jualan hewan kurban. Sebab, dalam beberapa waktu terakhir, penjualan sapi maupun domba di sejumlah pasar hewan terbilang lesu.
“Libur dulu untuk tahun ini, mungkin tahun depan buka lapak lagi,” ujar warga Desa Sidopekso, Kecamatan Kraksaan tersebut. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.