Probolinggo – Tahun ini, pelaksanaan Idul Adha mengalami perbedaan. Pemerintah menetapkan, Kamis (29/6/2023) besok sebagai Hari Raya Idul Adha, sedangkan Muhammadiyah sudah menggelar salat Ied pada Rabu (28/6/2024) pagi tadi.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Probolinggo, Sigit Prasetyo mengatakan, metode hisab masih menjadi rujukan dalam menetapkan Hari Raya Idul Adha.
“Dari hasil hisab, Muhammadiyah menetapkan 1 Zulhijjah 1444 Hijriyah jatuh pada Senin (19/6/2023) lalu. Sehingga, idul adha (10 Zulhijjah 1444 Hijriyah) jatuh pada Rabu (28/6/2023) hari ini,” katanya.
Ia menjelaskan, dalam pelaksanaan Idul Adha kali ini, setidaknya ada 10 titik yang ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan salat Id.
Mulai dari lapangan besar Paiton, halaman Mall Pelayanan Publik (MPP) Dringu, hingga halaman parkir salah satu swalayan di Kota Kraksaan, Lapangan Pajarakan, Halaman Koramil Tongas, Halaman TK Ketangi Lumbang, Halaman Converting Leces, dan Masjid At-Taqwa Sumberbulu.
“Di daerah Pendil (Banyuanyar, Red.) terdapat dua titik pelaksanaan, total ada 10 titik,” ujarnya.
Ia pun mengajak kepada kaum muslimin untuk memaknai Idul Adha kali ini dengan semangat toleransi, saling mengasihi, dan saling memberi. Agar keberagaman di Indonesia bisa terus terjaga dengan baik.
“Menjaga semangat toleransi dalam menghadapi perbedaan, itu penting demi tentramnya suatu negara,” ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto mengatakan, adanya perbedaan penetapan Idul Adha antara pemerintah dengan Muhammadiyah merupakan suatu anugerah. Dan hal ini memang lumrah terjadi di negeri yang memang terkenal dengan keanekaragaman budaya dan bahasanya ini.
“Perbedaan penetapan hari Idul Adha merupakan hal yang biasa dan harus saling menghormati dalam bingkai menjaga toleransi dan kondusivitas wilayah,” ujarnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahnudi
Publisher: Zainul Hasan R