Menu

Mode Gelap
Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024 Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

Sosial · 28 Jun 2023 17:44 WIB

PDM Kabupaten Probolinggo Gelar Salat Id di 10 Lokasi


					PDM Kabupaten Probolinggo Gelar Salat Id di 10 Lokasi Perbesar

Probolinggo – Tahun ini, pelaksanaan Idul Adha mengalami perbedaan. Pemerintah menetapkan, Kamis (29/6/2023) besok sebagai Hari Raya Idul Adha, sedangkan Muhammadiyah sudah menggelar salat Ied pada Rabu (28/6/2024) pagi tadi.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Probolinggo, Sigit Prasetyo mengatakan, metode hisab masih menjadi rujukan dalam menetapkan Hari Raya Idul Adha.

“Dari hasil hisab, Muhammadiyah menetapkan 1 Zulhijjah 1444 Hijriyah jatuh pada Senin (19/6/2023) lalu. Sehingga, idul adha (10 Zulhijjah 1444 Hijriyah) jatuh pada Rabu (28/6/2023) hari ini,” katanya.

Ia menjelaskan, dalam pelaksanaan Idul Adha kali ini, setidaknya ada 10 titik yang ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan salat Id.

Mulai dari lapangan besar Paiton, halaman Mall Pelayanan Publik (MPP) Dringu, hingga halaman parkir salah satu swalayan di Kota Kraksaan, Lapangan Pajarakan, Halaman Koramil Tongas, Halaman TK Ketangi Lumbang, Halaman Converting Leces, dan Masjid At-Taqwa Sumberbulu.

“Di daerah Pendil (Banyuanyar, Red.) terdapat dua titik pelaksanaan, total ada 10 titik,” ujarnya.

Ia pun mengajak kepada kaum muslimin untuk memaknai Idul Adha kali ini dengan semangat toleransi, saling mengasihi, dan saling memberi. Agar keberagaman di Indonesia bisa terus terjaga dengan baik.

“Menjaga semangat toleransi dalam menghadapi perbedaan, itu penting demi tentramnya suatu negara,” ujarnya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto mengatakan, adanya perbedaan penetapan Idul Adha antara pemerintah dengan Muhammadiyah merupakan suatu anugerah. Dan hal ini memang lumrah terjadi di negeri yang memang terkenal dengan keanekaragaman budaya dan bahasanya ini.

“Perbedaan penetapan hari Idul Adha merupakan hal yang biasa dan harus saling menghormati dalam bingkai menjaga toleransi dan kondusivitas wilayah,” ujarnya. (*)

Editor: Ikhsan Mahnudi
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pengurus AMSI Jatim Periode 2024-2028 Dilantik, Wamen Komdigi Beri Pesan Begini

20 November 2024 - 18:30 WIB

Petani Tembakau Lumajang Dibantu Satu Mesin Tiga Roda dan Lima Mesin Rajang

19 November 2024 - 14:31 WIB

Wamen Komdigi Bakal Hadiri Seminar dan Pelantikan AMSI Jatim

18 November 2024 - 17:55 WIB

Mentan Ajak Ribuan Peserta Minum Susu Bersama dan Teken MoU untuk Tingkatkan Produksi Susu Lokal di Pasuruan

14 November 2024 - 18:03 WIB

Permudah Penumpang Mudik Mencoblos, KAI Daop 9 Jember Siapkan Tiket Promo

14 November 2024 - 16:44 WIB

Lumajang Hanya Dapat Tiga Kuota untuk Petugas Kloter Pendamping Ratusan Calon Jemaah Haji

13 November 2024 - 08:36 WIB

Manfaatkan Lahan Kosong, Polres Probolinggo Kota Tanam Jagung

12 November 2024 - 18:46 WIB

Karang Taruna Memiliki Peran Penting Tumbuh Kembangnya Pemerintahan Desa

11 November 2024 - 09:46 WIB

Pemesanan Tiket KA untuk Libur Nataru Dibuka, Daop 9 Siapkan 7.000 Tiket per Hari

8 November 2024 - 15:32 WIB

Trending di Sosial