Menu

Mode Gelap
Pasca Dugaan Politik Uang di Rejoso Pasuruan, 10 Saksi Mangkir Panggilan Bawaslu Aminuddin-Ina Suara Terbanyak versi Quick Count, Fernanda-Zabut dan Tiwi-Rochman Ucapkan Selamat Angka Golput Tinggi, Partisipasi Pemilih Pilkada Serentak 2024 di Lumajang Hanya 78 Persen Sopir Taksi Online di Pasuruan Jadi Korban Pencurian, Mobil sampai Terperosok Rekapitulasi Tingkat Kecamatan Dimulai, Berlangsung Dua Hari Pasca Pemungutan Suara Pilkada Serentak 2024, Kapolres Probolinggo Beri Pesan Menyentuh Begini

Budaya · 2 Jul 2023 18:26 WIB

Pusaka Penganti, Pusaka Khas Pasuruan yang Mendunia


					TERAMPIL: Ahli pusaka, Muhammad Jufri (52), saat membuat pusaka. Jufri menunjukkan Pusaka Penganti (insert) Perbesar

TERAMPIL: Ahli pusaka, Muhammad Jufri (52), saat membuat pusaka. Jufri menunjukkan Pusaka Penganti (insert)

Pasuruan,- Di Desa Kemiri, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, ada ahli pusaka bernama Muhammad Jufri (52) dan anaknya, Junaedi (37). Mereka telah dikenal luas sebagai perajin pusaka yang mampu menciptakan senjata-senjata tradisional dengan nilai sejarah mendalam.

Salah satu karya terkenal bapak-anak ini adalah pusaka bernama ‘Penganti’, yang berarti ‘untuk keselamatan’. Pusaka ini telah menjadi ikon khas Pasuruan dan dianggap memiliki kekuatan magis dan spiritual.

Menurut Jufri, pusaka Penganti telah ada selama kurang lebih 300 tahun, bahkan sejak zaman penjajahan Belanda. Sebagai generasi kelima dalam keluarganya yang menjaga tradisi pembuatan senjata dan pusaka, Jufri dengan bangga mewarisi keahlian ini dari leluhurnya.

Pusaka Penganti dan karya-karya mereka lainnya, seperti pisau, clurit, keris, pedang, liontin, dan cincin, dibuat dengan menggunakan metode tradisional.

Sebelum memulai proses pembuatan, Jufri dan Junaedi harus menjalankan ritual khusus dan mencari hari yang dianggap baik menurut tradisi, seperti Senin Pahing, Jumat Pon, dan Jumat Kliwon.

“Dalam sebulan, kami mampu menciptakan antara 3 hingga 6 pusaka,” ungkap Jufri dengan penuh semangat, Minggu (2/7/23).

Terkait harga, Jufri tidak menentukan harga tetap untuk pusaka-pusaka buatannya. Ia lebih memilih untuk menerima mahar sesuai kesepakatan dengan pemesan.

Hal ini menunjukkan bahwa karya-karya mereka tidak hanya bernilai materi, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang mendalam bagi pemiliknya.

Tidak hanya mendapat pesanan dari penduduk sekitar Pasuruan, tetapi kini pemesan pusaka Penganti juga berasal dari negara-negara di Asia Tenggara seperti Singapura dan Malaysia.

“Ada banyak orang dari Singapura dan Malaysia yang memesan pusaka dari kami,” tambah Jufri dengan bangga. (*)

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 218 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Hari Raya Kuningan, Mohon Perlindungan dan Keselamatan di Alam Semesta

5 Oktober 2024 - 16:33 WIB

Umat Hindu Tengger Sembahyang Hari Raya Kuningan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

5 Oktober 2024 - 13:25 WIB

Warga Desa Darungan Lumajang Berebut Tiga Gunungan Hasil Bumi dan 1.000 Ketan

29 September 2024 - 15:25 WIB

Ratusan Warga Lumajang Berebut Empat Gunungan

19 September 2024 - 15:15 WIB

Krecek Rebung, Jadi Ikon Kuliner Lumajang

2 September 2024 - 16:03 WIB

Lestarikan Kuliner Tradisional, Lumajang Gelar Sapar Agung

1 September 2024 - 12:58 WIB

Ada Festival Segoro Topeng Kali Wungu di Lumajang, Bikin Pelaku UMKM Sumringah

25 Agustus 2024 - 21:13 WIB

Tari Sodoran di Hari Raya Karo Pukau Wisman

20 Agustus 2024 - 18:26 WIB

Hari Raya Karo, Warga Lereng Bromo Gelar Tari Sodoran

20 Agustus 2024 - 17:34 WIB

Trending di Budaya