Lumajang,- Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati mengaku terenyuh dengan nasib tragis yang menimpa Muhammad Naufal Zidan (19), warga Kelurahan Tompokersan, kecamatan Lumajang. Impiannya jadi sarjana dari Universitas Indonesia (UI) pupus ditangan seniornya.
Korban merupakan mahasiswa program studi Sastra Rusia di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Ia ditemukan tak bernyawa di kamar kos, Rabu (2/8/23) lalu, setelah sebelumnya dihabisi seniornya, Altafasalya Ardnika Basya (23).
“Berat mata memandang, berat lagi bahu memikul, itulah yang saya pikirkan ketika saya melihat wajah pasrah yang dibasahi air mata, dari seorang ibu yang baru saja ditinggal pergi oleh anak yang dicintainya,” kata wanita yang kerap dipanggil Bunda Indah itu, Minggu (6/8/23).
Saat takziyah ke rumah duka, di Jl. PB Sudirman, Kelurahan Tompokersan, Sabtu (5/8/2023) sekitar pukul 12.00 WIB, Wabup Indah tertegun mendapati suasana duka yang mendalam.
Air mata dari kedua orang tua Muhammad Naufal Zidan, Sohibi Arif dan Elfira Rustina, juga tak henti-hentinya berlinang. Tak terkecuali di hadapan Wabup Indah.
Kepada orang tua korban, Bunda Indah mengatakan, secara pribadi dan atas nama pemerintah Kabupaten Lumajang, ia turut berbelasungkawa atas meninggalnya Muhammad Naufal Zidan.
“Kami datang untuk bertakziah, sekaligus memberikan semangat kepada Ibu Elfira Rustina dan keluarga, serta mendoakan almarhum semoga husnul khatimah,” katanya.
Bunda Indah juga memotivasi kedua orang tua korban untuk tetap semangat menapaki hidup meski tanpa anak semata wayangnya itu. Sementara terkait proses hukum, ia meminta pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib.
“Ibu Elfira mengatakan kepada saya telah sepenuh hati sepenuh jiwa merawat anaknya selama 19 tahun. Dengan segala kelebihan dan kekurangan, beliau mencurahkan kasih sayang selama ini, tetapi direnggut dengan cara keji. Ujian bagi ibu Elfira ini sungguh besar yang kita semua mungkin tidak sekuat beliau,” tuturnya. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Moh. Rochim