Lumajang,- Pertunjukan sendratari bertajuk Tengger Festival, tersaji di amfiteater Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Sabtu (19/8/23). Sendratari ini menampilkan aneka tarian khas Suku Tengger.
Kepala Desa (Kades) Ranu Pani, Untung Raharjo mengatakan, festival ini merupakan rangkaian acara dalam rangka memperingati hari Kelahiran Suku Tengger (Hari Raya Karo). Sendratari sengaja ditampilkan untuk merawat kearifan lokal di kawasan lereng Gunung Semeru itu.
“Festival Semeru ini mengangkat kearifan lokal dari masyarakat Suku Tengger yang sudah dilaksanakan secara turun temurun. Kami sebagai bagian dari Pemerintah Kabupaten Lumajang hanya memfasilitasi saja, kegiatannya murni dari warga, baik ritual maupun adat istiadatnya,” kata Untung.
Disamping itu, imbuhnya, festival yang menampilkan sejumlah kesenian khas Suku Tengger ini bertujuan untuk menarik minat para pemuda agar terus mnjaga dan melestarikan budaya Suku Tengger. Seperti misalnya, tari-tarian khas Suku Tengger dan adat-istiadatnya.
“Seperti kesenian Jaranan, Bentengan, Sendro Tari Roro Anteng, Joko Seger, Wayang, Topeng Argosari, hingga tarian Ujung Ranupani diharapkan mampu melestarikan budaya lokal dan mampu menarik para wisatawan yang hendak mendaki Gunung Semeru,” ujarnya.
“Kami berharap Tengger Festival ini tidak hanya melestarikan adat dan budaya Suku Tengger tetapi juga menjadi daya tarik wisata, karena Ranupani ini pintu gerbang menuju puncak Semeru,” sambungnya.
Meski digelar di gelanggang terbuka dengan ketinggian diatas 2.000 meter diatas permukaan laut (MDPL), namun sendratari lokal ini mampu menyedot animo warga. Ratusan penonton lokal hingga wisatawan memadati area amfiteater sejak siang hari.
Seperti yang diakui Hasbi (28) pengunjung asal Kabupaten Jember. Hasbi bersama 5 orang temannya sejak Jumat (28/8/23) sudah berada di Ranupani untuk berwisata sekaligus menunggu Tengger Festival digelar.
Menurutnya, ia datang jauh dari Jember memang untuk melihat pertunjukan dari Suku Tengger. Sebab ia menilai, kesenian khas Lumajang memiliki gaya yang berbeda dibandingkan daerah lainnya.
“Berbicara soal kesenian dan budaya Lumajang, siapa yang tidak tahu mas? Lumajang yang menciptakan pendalungan, Lumajang juga yang memiliki daerah Majapahit Timur. Semua orang sudah tahu, apalagi dengan keseniannya,” papar Hasbi. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Moh. Rochim