Probolinggo,- Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menegaskan, perguruan tinggi tidak boleh menolak mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Pasalnya, bantuan yang diberikan saat ini kepada mahasiswa penerima KIP Kuliah mencapai Rp 12 juta per semester, yang akan mencukupi biaya perkuliahan.
Namun, hal tersebut sepertinya tidak berlaku di kampus Universitas Panca Marga (UPM) di Kabupaten Probolinggo. Sejumlah calon mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah ini, justru tidak diterima.
R-Q, warga Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo mengaku, anaknya A-G terpilih menjadi penerima beasiswa KIP Kuliah tersebut, dan sudah melakukan pendaftaran ke kampus UPM sebesar Rp 1 juta. Namun, UPM rupanya kini tidak menyanggupi untuk menampung mahasiswa beasiswa KIP Kuliah ini.
“Anak saya tahu kalau gagal masuk di kampus lewat jalur beasiswa KIP dari temannya. Alasannya apa tidak tahu juga. Jadi sekarang bingung mau kuliah di mana yang sesuai dengan jurusan seperti yang diinginkan,” katanya, Jumat (25/8/2023).
Kebijakan kampus swasta yang terletak di Desa Pabean, Kecamatan Dringu, disayangkan Moh. Haerul Amri, anggota DPR RI dari Komisi X selaku mitra dari Kemendikbudristek .
Ia selaku wakil rakyat dari Dapil II DPR RI Probolinggo – Pasuruan yang bermitra dengan Kemendikbudristek untuk menyerap penerima KIP Kuliah, mengaku tidak mengerti dengan kebijakan kampus.
“Hal seperti ini hanya terjadi di UPM, di kampus lainnya tidak ada yang menolak KIP Kuliah ini,” katanya.
Dirinya selaku pemangku aspirasi KIP Kuliah pun sudah berupaya mencari penyebab ditolaknya KIP Kuliah ini kepada Rektor UPM, Abdul Haris. Dalam komunikasinya itu, Haris menyampaikan kepadanya, bahwa biaya perkuliahan di UPM tidak mampu terpenuhi dengan uang yang ditanggung beasiswa KIP Kuliah.
“Saya juga sudah menghubungi Prof. Haris. Katanya ada biaya lain yang tidak ter-cover, seperti biaya KKN (Kuliah Kerja Nyata, Red.), jadi tidak diterima semua,” katanya.
Pria yang akrab disapa Mas Aam ini melanjutkan, sejatinya terdapat 60 lebih beasiswa KIP Kuliah di kampus UPM yang berhasil dijaringnya. Namun, lantaran ada biaya yang tidak ter-cover, akhirnya hanya 20 orang yang diterima di kampus tersebut.
“Pengakuan Prof. Haris yang bilang ada biaya yang tidak ter-cover, makanya hanya 20 yang diterima,” ujarnya.
Atas hal tersebut, Politisi dari partai Nasdem ini sangat menyayangkan kebijakan kampus UPM. Menurutnya, di daerah lain baik kampus swasta ataupun kampus negeri, berebut untuk mendapatkan jatah beasiswa KIP Kuliah ini, namun di dapilnya justru terdapat kampus UPM yang tidak bersedia menampung semua calon mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah ini.
“Akhirnya yang 20 ini saya cabut saja dari UPM, selanjutnya saya akan komunikasi dengan kampus lain di Probolinggo,” katanya.
Sementara itu, Rektor UPM, Abdul Haris hingga berita ini ditulis pukul 17.00 WIB, belum merespon upaya konfirmasi dari PANTURA7.com yang dilakukan via pesan WhatsApp. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.