Probolinggo,- Ditengah kesibukannya nyantri di pondok Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong Probolinggo, Firmadani Eka Puja Krisanti (20) masih bisa produktif menulis buku.
Dua buku fenomenal karya dara kelahiran 25 September 2003 silam ini, adalah ‘Pesan Kasih Firmadani’ dan ‘Jangan Protes Pada Proses’.
Remaja asal Desa Penambangan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo ini bisa dibilang santri Genggong tulen. Sejak SMP hingga perguruan tinggi, ia habiskan di lembaga pendidikan naungan pesantren sembari nyantri.
Firda, panggilannya, mengaku menjadi penulis adalah salah satu cita-citanya sejak kecil. Karya tulis pertama yang sudah dicetak adalah buku berjudul ‘Pesan Kasih Firmadani.
Buku ini, secara spesifik berupa pesan moral kepada pembaca agar lebih luwes dalam memaknai kehidupan. Pembaca diajak untuk berdialektika dengan realita dari berbagai sudut pandang.
“Untuk karya buku yang kedua sedang proses dicetak. Buku ini berjudul ‘Jangan Protes Pada Proses’,” kata Firda Jum’at, (1/9/23).
Firda mengatakan, motivasi ia menulis adalah keyakinan bahwa penulis tidak pernah dilahirkan, tetapi ia diciptakan. Bakat menulis tidak dibawa sejak lahir, tetapi tumbuh karena motivasi dan inspirasi dari orang lain.
“Ketika saya akan menulis, saya selalu berkomitmen untuk melakukannya saat malam hari ketika kegiatan pesantren sudah selesai dilaksanakan. Jadi harus benar-benar bisa membagi waktu, antara giat pesantren, kuliah dan menulis,” ungkap remaja yang juga salah satu pengurus di PZH Genggong ini.
Putri tunggal pasangan suami-isteri, Ahmadi dan Susik, ini menyebut, dua mentor yang memotivasinya menjadi penulis adalah Asma Nadia (cerpenis) dan Najwan Nada (salah satu pengajar di PZH Genggong).
“Tujuan saya menulis adalah untuk memberi manfaat kepada orang lain. Menulis itu penting, karena dengan tulisan, kita bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkannya,” bebernya.
Firda menceritakan, ia ingat betul wejangan Nun Alex (Nun Hassan Ahsan Malik, red), kepala sekolahnya ketika masih duduk di bangku Madrasah Aliyah (MA) dulu. Dalam forum jurnalistik, Nun Alex pernah menyampaikan bahwa menulis adalah jihad.
Walau penulisnya sudah meninggal, namun nama dan karyanya akan tetap abadi dan menjadi kepingan sejarah yang tak terbantahkan.
Firda menyadari, ditengah semangatnya yang menggebu-gebu untuk menulis, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Diantaranya adalah kecepatan penyebaran informasi dan ragam konten tulisan yang tersebar via teknologi digital.
“Harapan saya kedepan, ingin menjadi orang yang lebih bermanfaat bagi sekitar. Karena masa depan adalah milik mereka yang percaya pada keindahan impian mereka” pungkas Firda.
Saat ini, Firda menempuh pendidikan di Universitas Zainul Hasan (UNZAH) Genggong. Di kampus putih itu, ia terlibat di Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) serta aktif menulis di Majalah Genggong. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R