Probolinggo,- Sebanyak 116 Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Probolinggo menerapkan Multigrade Class atau pembelajaran kelas rangkap. Siapa sangka metode pembelajaran ini menjadi percontohan nasional.
Tak tanggung-tanggung, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia memberikan apresiasi dan berharap program itu dapat terapkan berkelanjutan.
Apresiasi dari Kemendibudristek dan Kedubes Australia ini diberikan dengan launching film yang menggambarkan penerapan pembelajaran Multigrade Class di SDN Sariwani 2, Desa Sariwani, Kecamatan Sukapura. Dalam film itu, ditunjukkan proses pembelajaran secara rangkap.
Pembelajaran awalnya dilakukan di daerah Kecamatan Sukapura. Selain kekurangan tenaga pengajar dan siswa, meda di lereng Gunung Bromo itu juga tidak memungkinkan untuk penerapan metode pembelajaran sebagaimana umumnya.
Lantaran dinilai cukup baik dan efektif, pembelajaran Multigrade Class pun diterapkan di beberapa wilayah di Kabupaten Probolinggo, terutama di kawasan lereng pegunungan.
Direktur Guru Pendidikan Dasar Kemendikbudristek, Rahmadi Widianto mengatakan pembelajaran multigrade dalam kurikulum merdeka, maka dapat mengawal ‘learning journey’ sang anak. Karena pada prinsipnya, pembelajaran adalah sebuah ‘learning continue’ yang harus dikawal.
“Pembelajaran multigrade ini harus terus dikawal, sehingga kita dapat memastikan learning continue anak lebih utuh dalam pembelajaran yang didapat, serta menjadi alternatif ketika adanya kekurangan guru di suatu tempat,” ujar Rahmadi usai menyaksikan launching film Multigrade Class di Pendopo Rumah Dinas Bupati Probolinggo, Selasa (3/10/23).
Program Director Inovasi Kedubes Australia, Mark Heyward mengatakan, awalnya pembelajaran Multigrade Class di Kabupaten Probolinggo dilakukan di 8 sekolah dasar di Kecamatan Sukapura.
Pertimbangannya, karena memang sekolah tersebut tidak bisa digabung dengan sekolah lain. Sementara jumlah siswa dan tenaga pengajar kian menyusut.
“Dengan pembelajaran multigrade yang dipelopori Kabupaten Probolinggo dan ternyata sukses, kedepan akan lebih banyak lagi daerah yang akan menerapkan pembelajaran ini khususnya di daerah terpencil,” ujar Mark.
Program inovasi pendidikan yang diinisasi Kedubes Australia, juga akan terus menjadi fasilitator. “Sehingga pembelajaran ini dilanjutkan dan diharapkan dapat berkesinambungan,” harapnya. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Moh. Rochim