Pasuruan,- Flight Data Recorder (FDR) atau perekam data penerbangan pesawat Super Tucano yang jatuh di Pasuruan, Jawa Timur, ditemukan. Penemuan alat yang fungsinya sama persis dengan Black Box atau kotak hitam pada pesawat komersil itu, akan menjadi bahan utama proses penyelidikan.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama R. Agung Sasongkojati menyebut, penemuan FDR akan menjadi bahan investigasi untuk mengetahui penyebab kecelakaan di lereng Gunung Bromo itu.
“Mudah-mudahan bisa kita baca untuk dapat memberi penjelasan lebih lanjut apa yang terjadi pada penerbangan ini,” kata Agung.
Menurut Agung, dua FDR itu saat ini berada di Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang. Selain FDR dari dua pesawat yang jatuh, FDR dari pesawat selamat juga akan diambil sebagai komparasi dalam proses investigasi.
Meski demikian, Agung belum bisa menyampaikan seperti apa investigasi yang akan dilakukan oleh TNI AU. Hanya, ia memastikan TNI AU tidak akan melibatkan pihak luar.
“Jadi tujuan daripada investigasi adalah memperbaiki prosedur, menambah prosedur atau mengurangi hal-hal yang tujuannya untuk keselamatan penerbangan,” beber Agung.
Diberitakan sebelumnya, dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano milik TNI AU, jatuh di lereng Gunung Bromo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/23) siang. Insiden ini menewaskan 4 orang prajurit TNI AU.
Tiga korban meninggal dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Suropati, Kota Malang. Yakni Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya, dan Kolonel Penerbang (Anumerta) Sandhra Gunawan.
Sementara satu korban lain yang gugur akibat insiden ini adalah Letkol Penerbang (Anumerta) Yuda A, yang lantas dimakamkan di TMP Madiun, Jawa Timur. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Moch. Rochim