Probolinggo,- Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Probolinggo terus mengevaluasi produksi garam di wilayahnya. Hal itu bertujuan untuk mengejar target produksi yang mencapai 12 ribu ton.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap pada Diskan Kabupaten Probolinggo Hari Pur Sulistiyono mengatakan, sejauh ini tersisa 339 petani garam yang masih eksis memproduksi garam.
Jumlah ini berkurang dari jumlah sebelumnya yang hampir mencapai 400 orang. Merosotnya jumlah petani otomatis juga berdampak terhadap produksi garam.
Ia menyebut, ada beberapa faktor yang menyebkan jumlah petani garam menurun. Sejumlah petani ada yang menganggap bisnis garam masih kurang menjanjikan.
Ada juga yang memutuskan tidak lagi melakukan produksi garam karena anomali cuaca, yang membuat penghasilan dari mata pencaharian tradisional ini jadi tidak menentu.
“Memproduksi garam erat hubungannya dengan harga. Kalau harganya tinggi, banyak yang akan memproduksi. Tapi, jika harganya murah, justru enggan memproduksi,” kata Hari, Rabu (29/11/23).
Ia menjelaskan, hingga saat ini para petani garam masih mengandalkan sinar matahari untuk pengkristalan. Sehingga, produksi akan banyak saat cuaca panas.
Sedangkan, saat kondisi cuaca tidak baik, maka proses kristalisasi akan sulit dilakukan. “Saat panas, petani garam akan berlomba-lomba produksi karena pengkristalannya mudah,” ujarnya.
Dari 339 petani garam yang ada, total luas lahan yang dikelola mencapai 238,71 hektare. Luasan lahan tersebut tersebar di sejumlah lokasi, seperti di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton.
Lalu di Desa Asembagus, Kalibuntu, Kebonagung, Sidopekso, dan Kelurahan Patokan di Kecamatan Kraksaan; Desa Sukokerto dan Penambangan, Kecamatan Pajarakan; dan Desa Pajurangan, Pesisir, dan Klaseman, Kecamatan Gending.
“Salah satu faktor berkurangnya jumlah petani garan ini karena ada yang menggunakan lahannya untuk budidaya ikan karena dinilai lebih menguntungkan,” sampainya. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Moch. Rochim