Probolinggo,- Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut tiga Mahfud MD, menghadiri silaturrahmi pengasuh pondok pesantren se-Tapal Kuda dan Madura pada Minggu (3/12/2023) siang. Silaturrahmi tersebut, digelar di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton.
Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid mengatakan, dirinya mengaku, hanya menjadi tuan rumah. Sedangkan, untuk perlengkapan acaranya seperti menu ramah tamah dan yang lainnya, merupakan donasi dari para warga yang menyayangi Mahfud MD.
“Jika tim yang lain banyak yang mengeluarkan sesuatu, justru di tim nomor urut tiga itu malah berebut untuk menyumbang. Ini bukti kecintaan kami terhadap Prof Mahfud,” kata Ra Hamid, sapaan akrab Abdul Hamid Wahid.
Sementara itu, Mahfud MD mengaku, sangat berterima kasih atas respon baik yang diberikan oleh para ulama dengan majunya ia sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres). Dalam beberapa hari terakhir, ia berkeliling Jawa Timur dan mendapat dukungan dari banyak pihak.
“Dari Trenggalek langsung ke Jombang. Setelah itu tadi malam di Sidoarjo, tadi pagi di Situbondo dan sekarang di Probolinggo. Nanti malam saya lanjut ke Bondowoso,” beber Mahfud.
Dalam kesempatan tersebut, Mahfud mengajak para pengasuh pondok pesantren se-Tapal Kuda dan Madura untuk turut mengajak masyarakat agar menggunakan nuraninya dalam memilih pemimpin.
Ajakan itu brtujuan, agat pesta demokrasi pada Februari 2024 mendatang, bisa menghasilkan pemimpin yang baik dan matang.
“Kalau ada yang menakut-nakuti atau mengiming-imingi, diiyakan saja tidak usah dilawan. Tapi nanti pas pemilihan, balik lagi, pilih sesuai hati nurani,” paparnya.
Ia menyebut, banyak informasi yang didapatkannya akan adanya intimidasi terhadap masyarakat untuk memilih salah satu pasangan capres-cawapres. Namun, menurutnya, masyarakat tidak perlu takut.
“Meski dikasih sesuatu, tidak usah rikuh. Indonesia ini tidak akan mendapatkan berkah dari Tuhan, jika dipimpin oleh orang yang tidak baik. Makanya pilih sesuai hati nurani,” ucapnya.
Mahfud menyebutkan, untuk memilih pemimpin yang baik, masyarakat bisa melihat dari rekam jejak para calon. Dari rekam jejak itu, dapat diketahui mana calon yang benar-benar baik.
“Jika masyarakat menilai para calon ini jelek semua, pilih yang jeleknya paling sedikit,” ujarnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Moch. Rochim