Lumajang,- Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, gencarkan sosialisasi kesiapsiagaan bencana dengan melibatkan masyarakat di Kawasan Rawan Bencana (KRB).
Kalaksa BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi menyebut, langkah yang itu dilakukan dalam upaya meminimalisir dampak korban jiwa pada setiap jenis bencana alam yang berpotensi terjadi di kota pisang.
Masyarakat sejak dini harus diberikan edukasi dan sosialisasi dalam hal kesiapsiagaan bencana secara masif dan bertahap. Sehingga jika suatu saat nanti terjadi bencana, mereka sudah mengerti apa saja yang harus dilakukan.
“Seperti menyelamatkan diri ke tempat-tempat yang lebih aman,” kata Patria saat dikonfirmasi, Jumat (5/12/2023).
Disamping itu, pengenalan dan pemantauan risiko bencana, perencanaan penanggulangan bencana, pengembangan budaya sadar bencana, serta penerapan penanggulangan bencana baik alam maupun non alam, menjadi hal yang wajib disampaikan kepada masyarakat.
“Itu semua harus melibatkan segala unsur masyarakat, seperti masyarakat Desa Tangguh Bencana, partisipasi penuh dari seluruh lapisan masyarakat, hingga identifikasi sumber ancaman bencana. Itulah kebijakan mitigasi bencana yang harus kita teruskan kepada masyarakat,” jelasnya.
Disamping itu, imbuh Patria, pada 4 Januari 2024, pihaknya melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pengurangan Risiko Bencana di Desa Tangguh Bencana di Balai Desa Yosowilangun Kidul, Kecamatan Yosowilangun.
Menurut Patria, Desa Tangguh Bencana (Destana) menjadi fokus kegiatan. Sebab Destama memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri segera dari dampak bencana yang telah terjadi.
“Kegiatan ini bertujuan agar anak-anak dapat meningkatkan pengetahuan dalam penanggulangan bencana baik pra, saat, dan pasca bencana, serta meningkatkan keterampilan dasar dalam penanggulangan bencana,” terang dia.
Patria menegaskan, tujuan sosialisasi adalah untuk memberikan pemahaman kepada siswa-siswi MI Islamiyah Yosowilangun Kidul sejak dini tentang bencana dan kesiapannya dalam menghadapi situasi darurat.
“Anak-anak diperkenalkan dengan berbagai bencana yang mungkin terjadi di Kabupaten Lumajang melalui simulasi dan game aplikasi bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, jalur evakuasi, dan sebagainya. Harapannya, anak-anak akan lebih memahami tentang kesiapsiagaan bencana yang datangnya tidak bisa diprediksi,” pungkas dia. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Moch. Rochim