Probolinggo,- Pesta demokrasi lima tahunan, bakal mencapai puncaknya, Rabu (14/2/24) besok. Selama tiga hari, sejak Minggu hingga Selasa (11-13/2/14), Pemilu 2024 memasuki masa tenang.
Jika kontestan pemilu dan masyarakat pada umumnya tengah menikmati masa tenang, tidak demikian halnya dengan para penyelenggara pemilu. Mereka tengah sibuk-sibuknya mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan keperluan pencoblosan.
KPU dan Bawaslu dan jajaranya hingga di tingkat TPS, bekerja keras dan berpacu dengan waktu. Rutinitas yang bakal mencapai klimaks sejak tahapan pemilu dimulai, 14 Juni 2022 lalu.
Tak jarang, perjuangan perih para penyelenggara pemilu harus ditebus dengan nyawa. Berkaca pada Pemilu 2019 lalu, tercatat 894 penyelenggara pemilu meninggal dunia dan 5.175 petugas sakit saat bertugas.
Pengasuh Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong Pajarakan Probolinggo, Gus dr. Mohamad Haris Damanhuri, mengaku khawatir fenomena penyelenggara pemilu lima lalu terulang. Terlebih, beban kerja penyelenggara pemilu memang berat.
Ia mengingatkan kepada penyelenggara pemilu, mulai dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), hingga Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), untuk bertugas secara profesional dan menjaga kesehatan.
“Jaga kesehatan, itu penting sekali agar bisa menjalankan amanah lima tahunan ini,” pesan Gus Haris, begitu ia biasa dipanggil, Senin (12/2/24).
Kesehatan petugas pemilu, dijelaskan jebolan fakultas kedokteran sekaligus magister kesehatan itu, menjadi kunci utama agar proses pemilu dapat berjalan lancar dan sukses sesuai tahapan.
“Kami senantiasa berdoa untuk kesehatan panjenengan semua (penyelenggara pemilu, red) dalam menjalankan tugas ini,” ucap Gus Haris.
Tanpa kondisi fisik dan mental yang prima, sambung Gus Haris, tahapan pemilu dapat terhambat. Justru pada akhirnya dapat mempengaruhi legitimasi hasil pemilu itu sendiri.
Oleh karena itu, ajakan untuk menjaga kesehatan ini tidak hanya ditujukan untuk petugas pemilu. “Tetapi juga seluruh elemen masyarakat yang terlibat dalam proses demokrasi ini,” pungkas dia. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Agung Wahyudi