Probolinggo,- Dugaan percobaan pelecehan seksual yang dialami wisatawan mancanegara asal Prancis di Bromo berakhir damai. Pelaku ternyata merupakan tukang ojek motor di kawasan wisata tersebut.
Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Sunaryono menyebut, pasca kejadian tersebut, kedua belah pihak sudah dimediasi.
Dalam mediasi tersebut, pihak Desa Ngadisari menggunakan penerjemah. Hasilnya, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai.
“Dari mediasi yang berakhir damai pada pukul 23.00 WIB di kantor desa, wisatawan mancanegara ini tidak menuntut,” ujar Sunaryono, Selasa (13/2/24).
Sunaryono mengatakan, setelah mediasi, keesokan harinya, pelaku yang merupakan tukang ojek ini mendapat pembinaan dari Koramil Sukapura.
Pelaku mengakui perbuatannya, namun menurutnya, tidak sampai bersentuhan. Bahkan korban yang merupakan turis mancanegara pun juga mengaku, tidak bersentuhan.
“Pelaku sendiri merupakan ojek kuda, yang kebetulan pada saat kejadian lewat dengan menggunakan motor, kemudian mengajak turis tersebut. Kejadian itu bukan di Bukit King Kong namun di Bukit Seruni Point,” ujarnya.
Sunaryono berpesan kepada masyarakat, pelaku jasa wisata, maupun wisatawan untuk selalu waspada terhadap orang yang tidak dikenal.
“Bagi wisatawan, jangan dianggap orang yang ada di Bromo itu orang lokal atau orang yang berperilaku baik. Jadi kewaspadaan perlu dijaga. Bagi masyarakat lokal juga harus waspada jangan gampang percaya orang asing, jangan anggap orang yang datang ke Bromo untuk berwisata saja, namun punya tujuan lain,” papar dia.
Sementara itu, Pj Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo, Heri Wahjudi mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada tanggal 5 Februari 2024.
Namun kejadian tersebut sudah selesai. Meski begitu, si turis tersebut tetap mengungkapkan perasannya ke media sosial lantaran kesal.
“Meskipun belum terjadi pelecehan namun menjadi hal yang tidak menyenangkan bagi wisatawan. Maka dari itu, saya mewakili Pemerintah Kabupaten Probolinggo meminta maaf kepada wisatawan tersebut. Semoga tidak terjadi lagi, yang bersangkutan sudah mendapat pembinaan,” ujarnya.
Heri mengungkapkan, saat ini masih terdapat PR (pekerjaan rumah) baik dari pelayanan maupun para jasa wisata memberikan pelayanan bagi wisatawan.
Namun sejumlah fasilitas, salah satunya jalan, sudah dilebarkan sehingga kunjungan wisatawan diharapkan dapat meningkat.
“Dengan peningkatan tersebut, maka ke depan akan kami bangun lagi fasilitas-fasilitas lain di Gunung Bromo,” janji Heri. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Moch. Rochim