Menu

Mode Gelap
Anggota KPPS di Pasuruan Dukung Paslon saat Kampanye Akbar, KPU Siapkan Sanksi Hari Tenang, Pencopotan APK di Kabupaten Pasuruan Digencarkan Memasuki Masa Tenang, Bawaslu Lumajang Maraton Bersihkan APK Paslon Dua Sekawan Spesialis Pembobolan Rumah Digulung Polisi Hari Tenang, Bawaslu Kota Probolinggo Sapu Bersih APK Paslon Jadi Langganan Banjir, Pemkab Lumajang Segera Normalisasi Sungai Banter

Lingkungan · 4 Mar 2024 17:06 WIB

Kekeringan Landa 88 KK di Lumajang, Sumur Bor Pabrik Kayu Disebut jadi Penyebab


					KRISIS AIR: Salah seorang warga Desa Sentul, Kec. Sumbersuko, Kab. Lumajang, mengambil air bersih menggunakan jeriken. (foto: Asmadi). Perbesar

KRISIS AIR: Salah seorang warga Desa Sentul, Kec. Sumbersuko, Kab. Lumajang, mengambil air bersih menggunakan jeriken. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Banyaknya pabrik kayu di Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang, disinyalir menjadi penyebab terjadinya krisis air bersih di desa setempat.

Alih-alih menyerap tenaga kerja di sekitarnya, keberadaan sejumlah pabrik yang bergerak dalam produksi triplek itu justru membuat masyarakat sekitar sengsara.

Sebab mayoritas pabrik membuat sumur bor, yang diyakini berdampak terhadap ketersediaan sumber air di desa setempat.

Akibatnya, semua sumur tradisional milik warga yang ada di sekitar pabrik mengalami kekeringan. Alhasil, warga harus mengantri untuk mendapatkan air bersih di sumur lain yang masih menyisakan air.

“Kalau pagi dan sore, kita selalu mengantri untuk mendapatkan air bersih. Kita mengantrinya di saluran air yang warga buat dari paralon. Airnya bersih dari sumber seberang sungai,” ujar warga Desa Sentul, Doni, Senin (4/3/24).

Dijelaskan Doni, sedikitnya 88 Kepala Keluarga (KK) di Desa Sentul, kini kelimpungan untuk mencari air bersih. Bahkan, kebanyakan warga rela membeli air galon untuk keperluan memasak dan diminum setiap harinya.

Doni mengaku, sumurnya sudah 3 bulan terakhir tidak mengeluarkan air. Untuk keperluan mencuci baju, ia harus pergi ke sungai yang jauhnya hampir satu kilometer dari rumahnya.

“Mau gimana lagi mas, air adalah kebutuhan paling utama, kalau airnya kotor tidak bisa dikonsumsi. Untuk keperluan mencuci baju, ya harus pergi ke sungai yang jauhnya sampai satu kilometer,” tutur dia.

Humas Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Sumber Daya Air (DPUTR SDA) Kabupaten Lumajang, Joko Kemin menyebut, pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan menjamurnya sumur bor di Desa Sentul.

Sebab menurut Joko, ijin pembuatan sumur bor sepenuhnya merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, termasuk sumur bor yang dibuat pabrik kayu di Desa Sentul.

“Untuk perijinan, monitoring pemakaian air tanah (sumur, red) kewenangannya ada di Pemprov Jawa Timur. Jadi semuanya ada di pemprov, perijinan pembuatan sumur bornya,” pungkasnya. (*)

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 48 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD

22 November 2024 - 14:22 WIB

Musim Hujan, Pemkot Probolinggo Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

21 November 2024 - 14:13 WIB

Melanggar Aturan, DLH Kabupaten Pasuruan Tutup Saluran Limbah Dua Perusahaan

20 November 2024 - 19:17 WIB

BPBD Lumajang Imbau Masyarakat Waspadai Aktivitas Gunung Semeru

20 November 2024 - 15:54 WIB

Gunung Semeru Luncurkan Abu Vulkanik Setinggi 900 Meter di Atas Puncak

20 November 2024 - 13:34 WIB

Antisipasi Gangguan, KAI Normalisasi Drainase hingga Siapkan Alat Berat

19 November 2024 - 14:41 WIB

Belum Lengkapi Izin, Komisi 3 DPRD Kota Probolinggo Rekomendasikan Supermarket Baru Ditutup

18 November 2024 - 18:14 WIB

BMKG Imbau Masyarakat Lumajang Tingkatkan Kewaspadaan

18 November 2024 - 09:43 WIB

Musim Hujan, Sembilan Kecamatan di Kabupaten Pasuruan Masuk Zona Rawan Banjir

16 November 2024 - 20:13 WIB

Trending di Lingkungan