Menu

Mode Gelap
Akhiri ‘Pertarungan’, Bunda Indah dan Cak Thoriq Saling Berjabat Tangan Brutal! Gerombolan Pemuda di Purwodadi Pasuruan Serang Pria yang sedang Ngopi Kasus KDRT WNA Australia, Korban Laporkan Penyidik Polres Pasuruan ke Propam Polda Jatim KPU Tetapkan Perolehan Suara Pilkada Kab. Probolinggo, Gus Haris – Ra Fahmi Pecundangi Zulmi – Rasit Jelang Libur Nataru, Polisi Cek Kelayakan Bus di Terminal Bayuangga Batu Besar Jatuh, Jalur Piket Nol Lumajang Sempat Lumpuh

Pemerintahan · 19 Mar 2024 21:31 WIB

Delapan Tahun Bekerja di Malaysia, Warga Leces Pulang Tak Bernyawa


					MENINGGAL: Serah terima jenazah almarhumah Muri Siama dari Disnaker Kabupaten Probolinggo ke pihak keluarga. (foto: Ali Ya'lu). Perbesar

MENINGGAL: Serah terima jenazah almarhumah Muri Siama dari Disnaker Kabupaten Probolinggo ke pihak keluarga. (foto: Ali Ya'lu).

Probolinggo,- Mencari nafkah ke luar negeri memang masih menjadi pilihan bagi sebagian warga Kabupaten Probolinggo. Bahkan, beberapa di antaranya, ada yang nekad merantau meski harus menggunakan jalur ilegal.

Kabid Penempatan Tenaga Kerja, Ketransmigrasian, dan Perluasan Kesempatan Kerja pada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Probolinggo, Akhmad menyebut, setiap tahunnya, selalu saja ada kasus deportasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal, utamanya dari Negeri Jiran Malaysia.

Tahun, ini kasus deportasi pertama terjadi pada awal Maret lalu. Yakni, Halila (53) warga Desa Jorongan, Kecamatan Leces dideportasi dalam kondisi sakit pada Selasa (5/3/2024).

“Kemarin (Senin, red.) ada kasus pemulangan PMI dari Malaysia dalam keadaan meninggal dunia,” kata Akhmad, Selasa (19/3/2024).

Ia menjelaskan, PMI yang dipulangkan dalam kondisi meninggal itu adalah Muri Siama (58). Ia adalah warga Desa Sumberkedawung, Kecamatan Leces.

Ia sudah meninggal sejak Senin (18/3/2024) lalu dan baru tiba di rumah duka Senin kemarin. “Meninggalnya karena sakit, darah tinggi dan kencing manis,” ujarnya.

Akhmad menjelaskan, usia Muri saat berangkat ke Malaysia memang sudah cukup tua. Delapan tahun lalu, saat tiba di negeri jiran, usianya sudah 50 tahun.

“Di Malaysia sudah delapan tahun, kategori non-prosedural,” Akhamd menegaskan.

Menurut Akhmad, meninggal di luar negeri mempunyai persoalan tersendiri. Ketika meninggal, tentu harus ada yang mengurus pemulangan jenazah PMI tersebut agar bisa dipulangkan ke kampung halaman.

“Kalau jenazah non-prosedural, pemulangnnya memang agak ruwet, karena harus mengurus ke rumah sakit di sana (Malaysia, red.), ke kedutaan dan lain sebagainya,” beber Akhmad.

Meski merupakan PMI non-prosedural, Akhmad menyampaikan bahwa Disnaker tetap memiliki tanggung jawab untuk membantu pemulangannya, sehingga keluarganya dapat menguburkan langsung jenazah almarhum.

“Semoga ke depan lebih tertib lagi, mengingat jaminan keselaman bagi yang prosedural lebih terjamin,” sampainya. (*)

 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

APBD Lumajang Turun, PAD Justru Meningkat

4 Desember 2024 - 13:53 WIB

Hari Jadi Lumajang ke-769 Segera Digelar, Usung Tema ‘Terus Maju dan Berdaya Saing’

2 Desember 2024 - 10:57 WIB

Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional, Pemkab Lumajang Siapkan Anggaran Non APBD

1 Desember 2024 - 13:42 WIB

Jadi Langganan Banjir, Pemkab Lumajang Segera Normalisasi Sungai Banter

24 November 2024 - 12:19 WIB

Pemkot Probolinggo Sidak Kios, Stok Pupuk Aman

23 November 2024 - 15:44 WIB

Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024

22 November 2024 - 14:36 WIB

Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

21 November 2024 - 18:43 WIB

Tahun 2025, PAD Lumajang Ditargetkan Sebesar Rp422,3 Miliar

18 November 2024 - 15:49 WIB

Lumajang Programkan Makan Gratis Bergizi

18 November 2024 - 09:27 WIB

Trending di Pemerintahan