Lumajang,- Puluhan hektar lahan tanaman jagung dan padi di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, rusak akibat diserang hama tikus. Ragam cara pun dilakukan petani untuk membasmi hama tersebut namun sejauh ini belum membuahkan hasil.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Lumajang Ishak Subagio mengatakan, adanya serangan hama tikus di wilayah Kecamatan Candipuro dan Pasrujambe, tentu membuat resah para petani.
“Hal ini menunjukkan bahwa putusnya mata rantai makanan yang ada di ekosistem sawah kita, perburuan ular sawah dan tyto alba (burung hantu) yang cukup masif berakibat tidak terkendalinya populasi hama tikus itu sendiri,” jelas Ishaq, Jum’at (14/6/24).
Disamping itu, Ishak, gerakan pengendalian (Gerdal), yang difasilitasi oleh petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), terkendala minimnya anggaran.
Sebab, anggaran yang disediakan oleh pemerintah daerah, nilainya cukup kecil dan sering di refokusing ke kebutuhan lainnya.
Parahnya, mayoritas petugas POPT bukan karyawan yang dinaungi Pemkab Lumajang, melainkan pegawai Pemprov Jawa Timur yang diperbantukan di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang.
“Inilah sebenarnya salah satu penghambat petugas POPT untuk bergerak, mereka hanya punya garis koordinatif saja dengan DKPP, karena anggaran Gerdal dibiayai dari Pemerintah Provinsi,” papar Ishak.
“Kedepan perlu diatur pola kinerja yang pas dan didukung anggaran yang cukup agar kerja mereka bisa optimal dan bisa secara cepat merespon keluhan petani,” tambahnya.
Menurut Ishak, arah pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Lumajang harus benar benar berpihak pada petani, karena mayoritas penduduk di kota pisang adalah petani
“Jangan seperti sekarang ini, yang terkesan sektor ini merupakan sektor yang tidak penting dan diabaikan, padahal pertanian menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang cukup signifikan,” kecam Ishak.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Candipuro, Edy Purwanto, membenarkan adanya serangan hama tikus tersebut. Namun saat ini pihaknya belum bisa berbuat banyak.
“Benar, memang beberapa tahun ini, di kawasan Desa Kloposawit banyak petani yang mengeluh karena tanaman terserang hama tikus,” terang Edy. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Moch. Rochim