Lumajang,- Hari Raya Idul Adha 2024 tinggal menghitung hari. Rutinitas tahunan itu tidak sekedar ritual keagamaan, namun juga jadi ladang rejeki bagi sejumlah warga.
Seperti yang dirasakan Abdul Halim (49), perajin panggangan sate asal Desa Grati, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang. Dalam beberapa hari terakhir, dagangan laris manis diburu pemesan.
Dengan bermodal alat sederhana seperti tang, gunting, plat besi, paku dan alat untuk melubangi, Abdul Halim memanfaatkan limbah alat elektronik dan sisa material bangunan menjadi alat pemanggang sate yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
“Bahan utamanya ini dari Galvalum atau baja ringan, saya memanfaatkan limbah alat elektronik dan sisa material bangunan, CPU Komputer, dan lemari es,” kata Halim, Minggu (16/6/24).
Menurut Halim, momen Idul Adha menjadi berkah tersendiri bagi dirinya. Pasalnya, pesanan panggangan sate meningkat drastis saat menjelang hari raya kurban.
“Permintaan tidak terbatas, yang penting saya kerjakan sedapatnya bahan,” papar dia.
Menurutnya, dalam sepekan ia sanggup mengerjakan pesanan hingga 3 kodi (60 unit) panggang sate seorang diri, yang seluruh produknya habis terjual.
Meski tak mencapai ratusan, Halim mengaku pesanan panggangan sate yang datang cukup menggerakkan roda keuangan usahanya sebagai produsen alat panggangan sate.
“Target saya minimal satu minggu mengerjakan 3 kodi atau 60 buah,” tutur pria paruh baya ini.
Harga 1 unit alat panggangan sate, imbuh Halim, antara Rp13.000 hingga Rp15.000. Perbedaan harga tergantung jenis bahan yang digunakan.
Panggangan sate buatan Halim, kadang dijual perseorangan, dimana pembeli datang langsung ke rumahnya. Namun tak jarang dijual dalam bentuk partai dengan dikirim ke sejumlah toko.
“Kalau bahan galvalum harganya Rp13.000, kalau dari plat komputer Rp15.000. Alhamdulillah, menjelang Idul Adha permintaan panggangan sate dari toko cukup banyak. Kita setor berapa saja pasti diterima,” pungkasnya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Moch. Rochim