Menu

Mode Gelap
Uji Emisi Masih Dianggap Sepele oleh Masyarakat Lumajang Berhari-hari Tidak Masuk Sekolah, Guru SMKN Wonomerto Ditemukan Meninggal di Rumahnya Diparkir Depan Rumah, Honda Beat Warga Mangunharjo Mayangan Raib Debat Perdana Pilbup Pasuruan 2024 Digelar Nanti Malam, Adu Gagasan Soal Kesejahteraan dan Kemajuan Daerah Tingkat Kerawanan Pilkada, Lumajang Masuk Kategori Empat Besar di Jatim DPRD Kabupaten Pasuruan Proses PAW Dua Anggota yang Mundur untuk Pilkada

Budaya · 14 Jul 2024 09:19 WIB

Grebeg Suro Perayaan Tahun Baru Islam, Warga Kota Probolinggo Berebut Gunungan


					REBUTAN: Warga Kelurahan Curahgrinting, Kecamatan Kanigaran, Kabupaten Probolinggo,  berebut gunungan berisi hasil bumi  dalam rangka Grebeg Suro Tahun Baru Islam 1445 H. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

REBUTAN: Warga Kelurahan Curahgrinting, Kecamatan Kanigaran, Kabupaten Probolinggo, berebut gunungan berisi hasil bumi dalam rangka Grebeg Suro Tahun Baru Islam 1445 H. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Ada tradisi unik yang digelar oleh warga Kelurahan Curahgrinting, Kecamatan Kanigaran, Kabupaten Probolinggo, untuk merayakan Tahun Baru Islam 1445 H.

Warga menggelar Grebeg Suro atau sedekah desa dengan membuat gunungan dari hasil bumi dan nasi tumpeng. Setelahb didoakan, gunungan hasil bumi dan tumpeng jadi objek rebutan.

Tradisi yang digelar tiap tahun pada saat tahun Baru Islam ini diawali dengan mengarak dua gunungan yakni gunungan berisi hasil bumi, dan gunungan nasi tumpeng sejauh sekitar 1 KM, Sabtu (13/7/24) malam.

Warga mengambil rute dari Kantor Kecamatan Kanigaran, hingga di jalan Asahan. Setibanya di titik perebutan tepatnya di Padepokan Wali Songo, iring-iringan menjalani prosesi penyambutan atau penyerahan dua gunungan.

Kemudian, dua gunungan Grebeg Suro didoakan dengan pembacaan surat yasin hingga doa bersama, dipimpin oleh tokoh agama setempat.

“Jadi makna dari acara menyambut Tahun Baru Islam, atau Grebeg Suro ini mensyukuri hasil bumi yang didapat, meskipun sejumlah masyarakat tidak memiliki ladang dan sawah namun tetao harus di syukuri,” ujar Pengasuh Yayasan Padepokan Walisl Songo, Ahmad Kusnadi.

Setelah prosesi doa bersama usai, dua gunungan tersebut diperebutkan oleh ratusan warga yang menghadiri acara. Anak kecil hingga orang dewasa, terlibat dalam rebutan tersebut.

“Harapannya, dengan tradisi ini warga dilimpahi keberkahan, rezeki, kompak, dan juga selalu hidup rukun,” pungkasnya.

Salah satu warga, Siti Rukmana mengaku sengaja datang ke acara itu karena ingin mendapatkan gunungan. Setelah berebut dengan warga lainnya, Rukmana mendapatkan pisang, jagung dan bawang prei.

“Saat mulai berebut, saya mengambil hasil bumi. Alhamdulillah dapat buah-buahan dan sayuran. Harapan saya, kedepan kita mendapat keberkahan dan keselamatan,” cetus Rukmana. (*)

 


Editor: Mohamad S
Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 126 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Hari Raya Kuningan, Mohon Perlindungan dan Keselamatan di Alam Semesta

5 Oktober 2024 - 16:33 WIB

Umat Hindu Tengger Sembahyang Hari Raya Kuningan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

5 Oktober 2024 - 13:25 WIB

Warga Desa Darungan Lumajang Berebut Tiga Gunungan Hasil Bumi dan 1.000 Ketan

29 September 2024 - 15:25 WIB

Ratusan Warga Lumajang Berebut Empat Gunungan

19 September 2024 - 15:15 WIB

Krecek Rebung, Jadi Ikon Kuliner Lumajang

2 September 2024 - 16:03 WIB

Lestarikan Kuliner Tradisional, Lumajang Gelar Sapar Agung

1 September 2024 - 12:58 WIB

Ada Festival Segoro Topeng Kali Wungu di Lumajang, Bikin Pelaku UMKM Sumringah

25 Agustus 2024 - 21:13 WIB

Tari Sodoran di Hari Raya Karo Pukau Wisman

20 Agustus 2024 - 18:26 WIB

Hari Raya Karo, Warga Lereng Bromo Gelar Tari Sodoran

20 Agustus 2024 - 17:34 WIB

Trending di Budaya