Menu

Mode Gelap
Diparkir Depan Rumah, Honda Beat Warga Mangunharjo Mayangan Raib Debat Perdana Pilbup Pasuruan 2024 Digelar Nanti Malam, Adu Gagasan Soal Kesejahteraan dan Kemajuan Daerah Tingkat Kerawanan Pilkada, Lumajang Masuk Kategori Empat Besar di Jatim DPRD Kabupaten Pasuruan Proses PAW Dua Anggota yang Mundur untuk Pilkada Tak Terdampak Deflasi, Penumpang dan Angkutan Barang KAI Daop 9 Jember Justru Meningkat Setelah Penantian Panjang, Bunga Bangkai Raksasa Akhirnya Mekar di Kebun Raya Purwodadi

Lingkungan · 16 Jul 2024 18:00 WIB

Terjadi Fenomena Bedhidhing, Begini Kondisinya di Kota Probolinggo


					Ilustrasi: Warga menggigil kedinginan efek fenomena bedhidhing. Perbesar

Ilustrasi: Warga menggigil kedinginan efek fenomena bedhidhing.

Probolinggo,- Hampir seluruh masyarakat wilayah Jawa Timur tak terkecuali di Kota Probolinggo saat ini tengah merasakan suhu lebih dingin pada malam hari yakni fenomena bedhidhing.

Meski demikian, menurut Badab Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kota Probolinggo, fenomena ini tidak terlalu dirasakan di Kota Probolinggo.

Dalam rilisnya, BMKG menyebutkan, fenomena nedhidhing ini merupakan perubahan suhu yang mencolok, khususnya saat awal musim kemarau.

Suhu udara akan menjadi sangat dingin saat malam hari hingga pagi, sedangkan siang hari suhu akan melonjak panas menyengat.

Fenomena suhu dingin yang terasa lebih dingin ini merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi dibulan – bulan puncak musim kemarau yang terjadi antara bulan Juli hingga September.

“Jadi untuk fenomena bedhidhing ini tidak terlalu terasa di Kota Probolinggo, dengan suhu 12 hingga 15 derajat,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Probolinggo, Sugito Prasetyo, Selasa (16/7/24).

“Fenomena bedhidhing di Kota Probolinggo ini berlangsung sejak dua minggu yang lalu, hingga perkiraan terjadi hingga akhir bulan Juli,” imbuhnya.

Bertepatan dengan fenomena bedhidhing ini, di Kota Probolinggo juga terjadi fenomena Angin Gending, yang mana angin ini bertiup mulai awal Juli.

Angin yang memiliki kecepatan 17 hingga 31 kilometer per jam ini terjadi karena dipengaruhi perbedaan suhu udara antara daerah dataran tinggi dengan dataran rendah atau pesisir.

“Dengan adanya fenomena ini, maka kami mengimbau masyarakat jaga kesehatan. Karena fenomena ini juga dibarengi Angin Gending maka warga diingatkan untuk tidak membakar sampah sembarangan untuk mengantisipasi kebakaran,” pungkas Sugito. (*)

 

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Haliza


 

Artikel ini telah dibaca 74 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Setelah Penantian Panjang, Bunga Bangkai Raksasa Akhirnya Mekar di Kebun Raya Purwodadi

17 Oktober 2024 - 00:18 WIB

Gunung Semeru Luncurkan Abu Vulkanik Setinggi 700 Meter

16 Oktober 2024 - 14:00 WIB

159 Hari Tanpa Guyuran Hujan, Suhu di Kota Probolinggo Panas Menyengat

15 Oktober 2024 - 21:38 WIB

12 Rumah dan Tenda Hajatan Warga Desa Selok Awar-awar Diterjang Angin Puting Beliung

8 Oktober 2024 - 13:36 WIB

Gunung Semeru Erupsi, Luncurkan Awan Panas hingga 600 Meter

6 Oktober 2024 - 18:15 WIB

Hari Kelima Pencarian, Polres Lumajang Amankan 1.588 Tanaman Ganja

2 Oktober 2024 - 19:43 WIB

Pasca Laka KA Pandalungan, Akses Perlintasan Sebidang di Tongas Wetan Dipersempit

2 Oktober 2024 - 17:08 WIB

Kawasan Kaya Wisata Alam Itu Simpan Lahan Ganja

1 Oktober 2024 - 13:54 WIB

Temuan 41.152 Batang Ganja Disoroti Anggota DPRD Lumajang

29 September 2024 - 11:06 WIB

Trending di Lingkungan