Menu

Mode Gelap
Dipimpin Sekda, Pejabat Utama Pemkot Probolinggo Sambangi 2 Mantan Wali Kota, ini Tujuannya Rotasi Jabatan di Polres Pasuruan, dari Wakapolres hingga Kapolsek Winongan Berganti SDN Kandangsapi II Disiapkan Jadi Lokasi Sekolah Rakyat di Kota Pasuruan Berburu Barokah, Ribuan Jemaah Hadiri Haul Kiai Hasan Genggong ke-72 Lima Pejabat Fungsional Dilantik, Diminta Tetap Jaga Sikap Bupati Lumajang Pantau 11 Titik Jalan untuk Tingkatkan Perputaran Ekonomi Daerah

Budaya · 18 Jul 2024 19:23 WIB

Piodalan di Lumajang, Warga Tawur Agung Panca Wali Krama di Pura Mandhara Giri Semeru


					SAKRAL: Umat Hindu saat menggelar  upacara Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru di Desa Senduro, Kec. Senduro, Kab. Lumajang, Kamis (18/7/24). (foto: Asmadi). Perbesar

SAKRAL: Umat Hindu saat menggelar upacara Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru di Desa Senduro, Kec. Senduro, Kab. Lumajang, Kamis (18/7/24). (foto: Asmadi).

Lumajang,- Ribuan umat Hindu Bali dan Jawa Timur menggelar upacara Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Kamis (18/7/24).

Diketahui, ritual keagamaan ini di Kabupaten Lumajang telah dimulai sejak tanggal 8 Mei dengan puncak perayaan pada tanggal 20 Juli. Acara lalu berakhir pada tanggal 4 Agustus 2024.

Sebelum upacara dimulai, beberapa acara seperti Matur Piuning Pura Mandara Giri Semeru Agung, upacara melasti, puncak karya, dan ditutup dengan berbagai upacara pada 4 Agustus.

Rangkaian acara di Tawur Panca Wali Krama kali ini diawali dengan pemanjatan do’a bersama hingga persembahan tari-tarian adat. .

Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, salah satu tokoh ummat Hindu mengatakan, makna Piodalan ini untuk mewujukan kehidupan yang harmonis dan sejahtera lahir batin dalam masyarakat.

Perayaan piodalan ini dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni satu tahun, lima tahun, dan setiap 10 tahun sekali.

Namun yang membedakan piodalan kali ini adalah ritualnya, yakni jumlah kerbau yang dikuburkan. Biasanya, jika setiap tahun maka menggunakan satu ekor kerbau.

Lalu jika upacara digelar setiap lima tahun sekali, maka menggunakan tiga ekor kerbau. Sedangkan, jika upacara setiap 10 tahun maka menggunakan 13 ekor kerbau.

“Ini merupakan wujud dari rasa syukur kami terhadap alam semesta yang telah memberikan berkah kepada kita semua,” kata Tjokorda Oka.

Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan, piodalan yang diadakan di Lumajang merupakan sebuah bentuk moderasi beragama yang selama ini dijunjung tinggi oleh masyarakat.

Selain itu, upacara piodalan menjadi sumber perekonomian bagi warga sekitar pura. Mulai dari makanan, penginapan, hingga aksesoris dan oleh-oleh.

Bahkan, rumah-rumah warga sekitar pura menjadi tempat penginapan bagi masyarakat Ummat Hindu yang ingin bermalam di kawasan Pura Mandhara Giri Semeru Agung.

“Nah ini menjadi bentuk keberagaman agama yang saling berdampingan, juga mengangkat ekonomi warga sekitar yang memang masih rendah,” bebernya.

“Bahkan rumah warga disewa jamarnya untuk beemalam. Ini yang membuat perekonomian warga sekitar pura bertambah,” Indah memungkasi. (*)

 

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 113 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran

29 Maret 2025 - 02:06 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga

28 Maret 2025 - 15:28 WIB

Jahat Dan Rakus, Sosok Rahwana Dibuat Untuk Pawai Ogoh – Ogoh di Lumajang

17 Maret 2025 - 14:10 WIB

Festival MPS Kembali Digelar di Genggong, Ajang Adu Kreatifitas sekaligus Pelestarian Budaya Lokal

8 Maret 2025 - 08:49 WIB

Trending di Budaya