Probolinggo,- Tangis histeris siswa SDN Widoro, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, pecah saat mengetahui sekolahnya akan dimerger, Kamis (25/7/2024).
Mereka tak menyangka aktivitas belajar yang selama ini rutin dilakukan, akan dipindahkan ke sekolah lain dengan sistem merger.
Rencana pemindahan aktivitas belajar tersebut membuat para siswa-siswi dari kelas I hingga kelas VI yang berjumlah 38 anak, menangis.
Mereka menolak untuk dimerger dengan SDN yang berada di Desa Gebangan, Kecamatan Krejengan.
Mereka pun membentangkan kertas dengan sejumlah tulisan untuk menolak pemindahan sekolah.
Hal itu dilakukan para siswa di depan ruangan tempat para wali murid, pihak sekolah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) menggelar pertemuan di sekolah tersebut.
Merger direncanakan oleh Disdikdaya lantaran jumlah siswa di SDN Widoro tidak memenuhi kuota minimal. Bahkan, selama ini kegiatan belajar di sekolah tersebut dilakukan dengab sistem multigrade.
Husnul Chotimah, siswi kelas V mengaku, enggan untuk dipindahkan ke sekolah lainnya. Ia beralasan sudah merasa nyaman dan betah menimba ilmu di sekolah tersebut.
“Kalau dipindah saya sedih, karena rumah saya dekat dari sini, jadi gak mau dipindah,” kata Husnul seraya mengusap sisa air matanya.
Sementara itu, Inayah, wali murid SDN Widoro mengatakan, ia dan wali murid lainnya ikut menolak pemindahan tempat belajar siswa, karena dinilai bakal mengganggu mental mereka.
“Kami pihak orangtua tetap memohon, agar tempat sekolah siswa tidak dipindahkan. Karena kami khawatir mengganggu mental anak-anak kami,” ucapnya.
Di sisi lain, Kepala SDN Widoro, Syaiful Anshori mengatakan, alasan pihak Disdikdaya akan melakukan merger untuk efisiensi anggaran.
Sehingga, sekolah yang tidak mencapai 60 murid akan dimerger dengan sekolah terdekat.
“Untuk kegiatan belajar mengajar, sebenarnya kami sudah multigrade. Yakni menggabungkan kelas 1 dan 2, 3 dan 4, kemudian 5 dan 6. Untuk tenaganya juga lengkap, ada tiga guru kelas, ditambah guru olahraga, agama, penjaga, operator, dan saya kepala sekolah,” paparnya.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SD pada Disdikdaya Kabupaten Probolinggo, Sri Agus Indariyati mengatakan, sejumlah SDN di Kabupaten Probolinggo memang banyak yang dimerger lantaran tidak terpenuhinya kuota minimal jumlah siswa.
Salah satunya SDN Widoro yang akan dimerger dengan SDN Gebangan. “Total ada 24 yang dimerger se-Kabupaten Probolinggo,” tutur Sri Agus. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Haliza