Menu

Mode Gelap
KPU Pasuruan Tetapkan DPTb, Bangil Catat Pemilih Masuk Tertinggi, Grati Dominasi Pemilih Keluar Logistik Pilkada di Kab. Probolinggo Mulai Didistribusikan, Segini Jumlahnya Pemkot Probolinggo Sidak Kios, Stok Pupuk Aman KPU Kota Probolinggo Mulai Distribusikan 1.312 Bilik Suara PMII, HMI hingga GMNI Kompak Deklarasi Anti Politik Uang Kampanye Akbar Pamungkas, Handal Bersinar Bertekad Lanjutkan Visi misi Berkelanjutan

Pemerintahan · 29 Jul 2024 15:19 WIB

Basmi Serangan Hama Tikus, Pemkab Lumajang dan Petani Gropyokan


					GROPYOKAN: Petani basmi hama tikus dengan cara gropyokan. (foto: ilustrasi). Perbesar

GROPYOKAN: Petani basmi hama tikus dengan cara gropyokan. (foto: ilustrasi).

Lumajang,- Dalam upaya kendalikan hama tikus yang menyerang tanaman padi dan jagung, Dinas Ketahanan Pangan dan pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang merancang skema Gropyokan, yakni membasmi tikus menggunakan alat tradisional dan alat emposan yang berbentuk seperti knalpot.

“Yang saat ini sudah dilaksanakan di Kecamatan Kunir, Yosowilangun, dan Pasrujambe,” kata Kepala DKPP Lumajang, Hairil Diani saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya, Senin (29/7/24).

Namun, Hairil belum bisa menjelaskan berapa hektar lahan sawah milik petani yang akan menggunakan skema ini.

“Tidak hafal angka jumlah total keseluruhannya,” kata dia singkat.

Pembasmian hama tikus secara tradisional ini dilakukan bertahap dan berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

“Untuk jadwal selanjutnya, saya konfirm dulu ke Koordinasi POPT (Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, red) yang mengkoordinasikan pelaksanaannya,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan hektar lahan pertanian di Kabupaten Lumajang, dipastikan gagal panen karena diserang hama tikus. Serangan hama tikus meliputi tanaman padi dan jagung.

Jagung dan padi yang menghitung hari untuk dipanen, rusak terserang hama tikus. Hewan pengerat ini merusak puluhan hektar tanaman jagung dan padi yang mayoritas berada di Kecamatan Candipuro.

Hama tikus memakan jagung siap panen di beberapa area hingga tersisa tongkolnya saja. Otomatis, tanaman jagung pun tidak bisa dipanen.

Petani tidak kuasa membasmi tikus-tikus yang semakin banyak. Berbagai cara sudah dilakukan, dari memberi obat sampai memasang jebakan namun tidak membuahkan hasil. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 61 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemkot Probolinggo Sidak Kios, Stok Pupuk Aman

23 November 2024 - 15:44 WIB

Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024

22 November 2024 - 14:36 WIB

Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

21 November 2024 - 18:43 WIB

Tahun 2025, PAD Lumajang Ditargetkan Sebesar Rp422,3 Miliar

18 November 2024 - 15:49 WIB

Lumajang Programkan Makan Gratis Bergizi

18 November 2024 - 09:27 WIB

Perda Madin Ditolak Kemenkum, DPRD Lanjutkan dengan Penyelenggaraan Fasilitas Pesantren

14 November 2024 - 16:58 WIB

Soal Keterbukaan Informasi Publik, Pemkab Lumajang Dituntut Responsif terhadap Aspirasi Masyarakat

14 November 2024 - 16:34 WIB

Tingkat Kerawanan Pilkada Merah, Pemkab Lumajang Raker dan RDP di DPR/MPR RI

14 November 2024 - 08:53 WIB

Paripurna DPRD Lumajang, Nasdem-PKS Soroti Bengkaknya Alokasi Belanja Pegawai

14 November 2024 - 06:41 WIB

Trending di Pemerintahan