Lumajang,- Para petani jagung di Kabupaten Lumajang, mulai beralih menanam tembakau akibat serangan hama tikus yang semakin menyebar dan merusak tanaman jagung.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Lumajang Dwi Wahyono mengatakan, saat ini sudah ada sekitar 20 persen lahan pertanian jagung yang sudah berubah menjadi tanaman tembakau.
Artinya, setidaknya ada 10 hektare dari total 50 hektare lahan pertanian jagung yang rusak akibat serangan hama tikus sudah berubah menjadi tanaman tembakau.
“Ini karena serangan tikus merajalela, sekitar 20 persen peralihan dari petani jagung ke tembakau,” kata Dwi saat dikonfirmasi, Jum’at (2/8/2024).
Dwi menambahkan, perubahan yang mendadak ini sebenarnya juga membuat para petani bertaruh. Sebab, kebanyakan petani tembakau merupakan mitra perusahaan.
Sedangkan, petani tembakau yang ditanam secara dadakan ini belum menjadi mitra. Dengan demikian, mereka belum menemukan pangsa pasar hasil panen tembakaunya.
Sehingga, hasil panennya pun tidak bisa serta merta dijual seperti petani yang sudah bermitra dengan perusahaan.
Kondisi petani tembakau dadakan ini semakin sulit lantaran mereka tidak punya infrastruktur yang memadai untuk mengolah tembakau sebelum dijual.
Infrastruktur yang dimaksud berupa gudang dan alat untuk mengeringkan tembakau. Alhasil, mereka terpaksa harus menjual tembakau dalam kondisi basah.
“Mereka (petani tembakau dadakan) harus dibantu pemasaran karena petani peralihan ini tidak punya infrastruktur yang memadai jadi harus dijual basah,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, ratusan hektar lahan tanaman padi dan jagung di Lumajang gagal panen gara-gara dimakan tikus.
Mayoritas lahan pertanian yang diserang hewan pengerat ini berada di wilayah Kecamatan Candipuro. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Moch. Rochim