Menu

Mode Gelap
Solusi Air Bersih di Lumajang: Bupati dan Walikota Probolinggo Dukung Rencana Pembangunan Infrastruktur Air Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M Tepis Isu Pecah Kongsi, Bupati dan Wabup Jember Tampil Harmonis saat Hadiri Rapat Paripurna Diawasi dari Udara, Lokasi Sabung Ayam di Nguling Dibongkar Polisi Wanita Muda Kena Begal di Leces Probolinggo, Tangan Nyaris Putus Habisi Istri dengan Keji, Didik Mengaku Dibakar Rasa Cemburu

Lingkungan · 13 Agu 2024 23:28 WIB

Terdampak Kekeringan, Petani Tiga Desa di Kejayan Pasuruan Gagal Panen


					GAGAL PANEN: Dua orang petani jagung sedang memeriksa tanamannya yang layu akibat kekurangan pasokan air. (foto: Moh. Rois). Perbesar

GAGAL PANEN: Dua orang petani jagung sedang memeriksa tanamannya yang layu akibat kekurangan pasokan air. (foto: Moh. Rois).

Pasuruan,- Petani dari tiga desa yang berada di Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, mengeluhkan nasib buruk yang terus mereka hadapi.

Setiap musim kemarau tiba, para petani selalu gagal panen. Kondisi ini membuat mereka hidup dalam kesulitan.

Tiga desa itu yakni Desa Kedung Pengaron, Kepuh, dan Desa Lorokan. Tiga desa ini terdampak kekeringan yang berimbas pada tanaman pertanian.

Muklis, salah seorang petani Desa Kepuh, Kecamatan Kejayan mengungkapkan keprihatinannya. Ia mengaku sudah bertahun-tahun mengalami gagal panen.

Seharusnya setiap tahun bisa panen tiga kali, tapi di desanya setahun ⁸ bisa panen satu kali, itupun jika masih ada yang bisa dipanen.

“Ketika musim kemarau tidak ada air. Sawah kami mengering, tanaman layu, dan pada akhirnya gagal panen,” ujarnya dengan nada sedih, Selasa (13/8/24).

Menurut Mukhlis, biaya produksi pertanian cukup tinggi. Untuk satu hektar lahan jagung, ia harus merogoh kocek hingga Rp5 juta. “Kalau kering seperti ini ya rugi tidak untung,” ujar Mukhlis.

Mukhlis berharap ada solusi konkrit dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kekeringan yang terus berulang, bahkan cenderung meluas.

“Kami sangat berharap pemerintah bisa membantu kami dengan membuatkan sumur bor. Dengan adanya sumur bor, kami bisa mengairi sawah kami dan tidak perlu khawatir lagi gagal panen saat musim kemarau,” urai Mukhlis.

Senada dengan Mukhlis, Ali Wafa, petani asal Desa Kedung Pengaron juga mengeluhkan hal yang sama. Ia juga berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini.

“Disini kalau musim kemarau tidak ada air. Saya berharap ada sumur bor, agar tidak gagal panen terus,” harap Ali.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan terkait permasalahan yang dihadapi oleh para petani di Kecamatan Kejayan.

Upaya konfirmasi kepada Dinas Pertanian maupun Pj Bupati Pasuruan melalui pesan WhatsApp (WA) pun, sejauh ini belum membuahkan hasil. (*)

 


Editor: Mohamad S

Publisher: Nuri Maulida


 

Artikel ini telah dibaca 217 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Solusi Air Bersih di Lumajang: Bupati dan Walikota Probolinggo Dukung Rencana Pembangunan Infrastruktur Air

18 April 2025 - 12:58 WIB

Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M

18 April 2025 - 09:29 WIB

Tepis Isu Pecah Kongsi, Bupati dan Wabup Jember Tampil Harmonis saat Hadiri Rapat Paripurna

18 April 2025 - 09:11 WIB

Teknologi Transformasi Digital Pertanahan, Tingkatkan Efisiensi Pelayanan dan Informasi Publik di Lumajang

17 April 2025 - 15:24 WIB

Efisiensi Anggaran Pemkab Lumajang: Penghematan Biaya Operasional Menuju Pembangunan Infrastruktur, Kesehatan dan Pembelian Motor untuk Kades

16 April 2025 - 16:45 WIB

Ini Alasan Pemkab Lumajang Pilih Motor Honda PCX untuk 198 Kepala Desa

16 April 2025 - 13:00 WIB

Bupati Lumajang dan Menteri PUPR Bahas Perbaikan Infrastruktur Pasca Bencana

16 April 2025 - 12:04 WIB

Pemkab Lumajang Habiskan Rp7,2 M untuk Belanja Motor Kades, Bupati Beberkan Alasannya

16 April 2025 - 04:33 WIB

Pemkab Lumajang Siapkan Rp6,7 M untuk Belanja Motor PCX bagi 198 Kades

15 April 2025 - 21:29 WIB

Trending di Pemerintahan