Probolinggo,- Kasus bibir sumbing hingga saat ini masih terbilang cukup tinggi. Setiap tahun, kasus ini mencapai 7.500 penderita baru se-Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Probolinggo.
Direktur Rumah Sakit Rizani, dr. Mirrah Samiyah mengatakan, bibir sumbing dan langit-langit sumbing merupakan kondisi yang memerlukan intervensi medis.
Kondisi bibir yang sumbing dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan perkembangan pada anak-anak, termasuk kesulitan makan, gangguan pendengaran, dan masalah bicara.
“Solusinya adalah operasi bibir sumbing, karena dapat membantu memperbaiki kondisi tersebut dan memberikan anak-anak kesempatan untuk hidup dengan lebih baik,” kata dr. Mirrah, Sabtu (17/8/24).
Ia menyebut, dalam momen peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ini, pihaknya telah berhasil memperbaiki tampilan bibir dengan operasi.
Diharapkan, setelah melakukan operasi bibir sumbing, 22 anak balita dapat menjalani kehidupan yang lebih baik, dan hilang stigma sosial yang melekat pada mereka.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Pj Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto. Ugas mengatakan, operasi bibir sumbing tentu akan mampu mencerahkan masa depan penderita.
“Kalau tidak ada sesuatu yang diderita, tentu hal ini akan lebih memudahkan bagi mereka untuk mencari pekerjaan,” papar Ugas.
Di sisi lain, dr. Lobredia Zarasade, ahli bedah plastik mengatakan, rata-rata penderita bibir sumbing berasal dari daerah pesisir.
Fenomena ini sampai saat ini masih menjadi bahan penelitiannya. Sejauh ini, ia sudah melakukan operasi kepada 10 ribu penderita.
“Sejak tahun 2000, kami sudah mengoperasi sekitar 10 ribu penderita bibir sumbing, dan 90 persen itu berasal dari daerah pesisir, seperti Tapal Kuda dan Madura,” tandasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Moch. Rochim