Probolinggo,- Moderasi beragama menjadi topik penting dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Moderasi beragama menekankan sikap toleran, tidak ekstrem, serta menjaga harmoni antarumat beragama dalam masyarakat majemuk.
Di sisi lain, peran dunia pendidikan amat penting dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama sejak dini. Sebab sekolah dan keluarga menjadi tempat pertama dalam mengajarkan pentingnya toleransi dan dialog antaragama.
Atas dasar itulah, Forum Komunikasi Guru Madrasah (FKGM) di Kabupaten Probolinggo menggelar Forum Grup Discusion (FGD) moderasi beragama di J’Bing Cafe & Resto Dringu, Sabtu (7/9/24) siang.
Ketua FKGM Kabupaten Probolinggo, Sholihin mengatakan, FGD dengan tema ‘Penguatan Moderasi Beragama Menuju Masyarakat Probolinggo Aman, Damai dan Sejahtera’ itu diikuti seluruh kepala Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se-Kabupaten Probolinggo.
“Pesertanya kepala MA 127 orang dan kepala MTs 210 orang. Ini dialog terbuka dalam rangka menguatkan moderasi beragama di Kabupaten Probolinggo,” kata Sholihin.
Praktisi pendidikan di madrasah menjadi sasaran peserta FGD, karena menurutnya, peran madrasah tak kalah penting dengan elemen lain dalam menguatkan moderasi beragama di Kabupaten Probolinggo.
“Kami guru-guru madrasah tidak hanya mengajar namun juga mendidik, inilah peran kami dalam penguatan moderasi beragama,” ujar dia.
Pemantik dalam forum itu, Gus dr. Muhammad Haris atau Gus Haris mengamini jika peran guru madrasah sangat penting untuk menjaga kualitas keilmuan dan akhlak siswa.
Dijelaskan Gus Haris, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Probolinggo, merupakan yang terendah ke 4 di Jawa Timur. Lama rata-rata sekolah masyarakat kota mangga per Tahun 2023, hanya 6 tahunan.
“Cukup lulus SD, sudah enggan sekolah. Mari bantu membangun mindset ke masyarakat bahwa pendidikan itu adalah hal penting agar kualitas SDM di Kabupaten Probolinggo ini lebih baik,” ajak Gus Haris.
Rendahnya IPM, imbuh Bakal Calon Bupati Probolinggo dalam Pilkada Serentak Tahun 2024 ini, harus segera diperbaiki bersama-sama agar Kabupaten Probolinggo tidak kian terpuruk.
“Saya tidak bisa bayangkan jika tidak ada panjenengan (guru madrasah, red). Sudah jadi kabupaten termiskin ke-empat, akhlaknya juga tidak benar,” tandasnya.
Selain peran guru madrasah dalam moderasi beragama, FGD ini juga membahas kesejahteraan hingga peluang penyerapan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) bagi guru madrasah.
Sebelum FGD ditutup, salah seorang peserta secara spontan lantang menyatakan mendukung pasangan calon Gus Haris dan Ra Fahmi sebagai Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo.
Deklarasi dukungan ini lantas diikuti oleh seluruh peserta FGD lainnya. Mereka mengaku siap habis-habisan untuk memenangkan Gus Haris – Ra Rahmi. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Nuri Maulida