Menu

Mode Gelap
Pengendara Motor Terjun ke Sungai di Tutur, Satu Tewas dan Satu Luka Pupuk Subsidi Dijual di Rumahan dan Lampaui HET, Aktivis LIRA ‘Wadul’ ke Kapolres Viral di Tahun 2000-an, Tamiya Mini 4WD Kini Kembali Digandrungi Warga Kota Probolinggo Bobol Gembok Pagar Kantor, Maling Gondol Motor Dinas PUPR Curi Motor di Pasuruan, Pelaku Ditangkap Polisi Saat Sembunyi di Jember Dapat Memicu Kecelakaan, Angkutan Umum Dilarang Pasang Foto Paslon

Ekonomi · 10 Sep 2024 13:38 WIB

Terdampak PMK, Produksi Susu Sapi di Lumajang Menurun


					Peternak di Lumajang saat memerah susu sapi  di pagi hari. Perbesar

Peternak di Lumajang saat memerah susu sapi di pagi hari.

Lumajang, – Akibat ternaknya terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) beberapa tahun yang lalu, nasib peternak sapi perah di Desa Kandangtepus, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang jeblok. Jumlah sapi berkurang, demikian juga produksi susu sapinya juga menurun.

Sebelum adanya PMK, produksi susu di sekitar wisata Puncak B29 itu pernah mengalami masa puncak. Di mana, pada saat itu, setiap peternak sapi perah, dalam satu tahunnya bisa membeli mobil.

“Kalau sekarang mau beli roda empat gimana, sapi perahnya tinggal sedikit. Banyak yang dijual dengan harga 3-5 juta per ekor. Sekarang masih merintis lagi dari nol,” kata Waisnu, peternak sapi di Desa Kandangtepus, Selasa (10/9/24).

Dalam setahunnya, kata dia, kalau dulu bisa beli roda empat (mobil). Sekarang, untuk beli sepeda motor saja masih kurang.

“Ya itu karena akibat PMK itu, ada banyak sapi yang mati, ada juga sapi yang dijual dengan harga sangat murah dengan jumlah banyak. Kalau harga normalnya bisa Rp25 juta per ekor,” kata Waisnu.

Senada dengan Waisnu, Santo peternak sapi perah di Desa/Kecamatan Senduro mengatakan hal yang sama. Kini satu kandangnya hanya terisi  dua ekor sapi.

“Awalnya, saya memiliki sapi 18 ekor, sekali meras sampai 52 hingga 73 liter per harinya. Kalau sekarang, harus memulai dari nol lagi,” katanya.

Untuk diketahui harga susu sapi per hari ini mencapai Rp 3.500 per liternya. Meski begitu, harga tersebut masih bisa naik dan turun.

“Untuk harganya masih Rp3.500, dan harga itu masih bisa naik kapan saja,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Gerbas Tani di Desa Kedungrejo Jadi Replikasi Percontohan di Daerah Lumajang

19 September 2024 - 14:46 WIB

Petani Lumajang Terus Bergerak Tingkatkan Perekonomian Lumajang

17 September 2024 - 20:38 WIB

Petani di Pasrujambe Lumajang Minta Saluran Irigasi

17 September 2024 - 18:31 WIB

Harga Kopi Senduro Lumajang Naik, Petani Senang

15 September 2024 - 16:22 WIB

Serangan Hama Tikus Tak Menyurutkan Petani Lumajang Tetap Tanam Padi

10 September 2024 - 15:39 WIB

Harga Cengkeh di Lereng Semeru Lumajang Turun, Petani Menjerit

3 September 2024 - 12:16 WIB

Berantas Mafia Pupuk, Kejari Kabupaten Probolinggo Gandeng LIRA

20 Agustus 2024 - 20:57 WIB

Bansos bagi Masyarakat Miskin dan Stunting Ngadat, Pemkab Lumajang; Sabar

20 Agustus 2024 - 17:38 WIB

Bangun Big Data UMKM, Pemkab Lumajang Sebar Enumerator

10 Agustus 2024 - 23:02 WIB

Trending di Ekonomi