Menu

Mode Gelap
Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025 Bawaslu Kabupaten Pasuruan Usulkan Pemecatan Dua Sekretariat PPS Terkait Dukungan Paslon Bupati ke KPU Kejari Kabupaten Pasuruan Musnahkan Barang Bukti, Kasus Narkoba Masih Mendominasi Jelang Debat Pamungkas, Paslon Diharapkan Bisa Paparkan Ide dan Gagasan Pendukung Kotak Kosong Geruduk KPU dan Bawaslu Kota Pasuruan, Tuding Ada Kongkalikong dengan Paslon Tunggal

Ekonomi · 12 Okt 2024 14:44 WIB

Arang Briket Lumajang Diekspor ke Turki


					Pengelolaan batok kelapa menjadi arang briket. (Foto : Asmadi) Perbesar

Pengelolaan batok kelapa menjadi arang briket. (Foto : Asmadi)

Lumajang, – Batok atau tempurung kelapa sering kali dianggap sampah oleh kebanyakan orang. Biasanya, setelah diambil daging kelapanya, batoknya langsung dibuang

Berbeda dengan Muhammad Nur Hasan, warga Desa/Kecamatan Gucilait, Kabupaten Lumajang, menyulap batok kelapa menjadi arang.

Produk arang dari batok kelapa itu diproduksi sesuai dengan kebutuhan dan menjadi salah satu produk ekspor ke luar negeri.

“Kebetulan di Gucialit limbah tempurung kelapa melimpah ruah, tidak ada yang memanfaatkan, saya kumpulkan, saya cari manfaatnya, akhirnya terpikir membuat arang briket,” katanya, Sabtu (12/10/2024).

Nur Hasan menjelaskan, produk arang briket yang ia produksi berawal dari banyaknya limbah batok atau tempurung kelapa yang tidak dimanfaatkan. Ia akhirnya terpikir mengolahnya menjadi briket arang dengan cara manual.

Usaha yang ia geluti dalam satu tahun terakhir berbuah manis. Ia kini mendapatkan pembeli produknya tersebut dengan jumlah 20 hingga 30 ton per dua bulan untuk diekspor ke Turki.

“Saya promosikan kok alhamdulillah ketemu buyer dari Turki, dia minat dan datang ke saya akhirnya produk saya kirim ke negara mereka dan mereka cocok, alhamdulillah permintaan sekarang melebihi dua kontainer atau sekitar 36 ton,” ungkapnya.

Sementara, untuk pengolahan batok kelapa menjadi arang dilakukan dengan cara pembakaran  di dalam drum.

Kemudian, tempurung kelapa dibakar. Setelah itu, tempurung kelapa yang belum dibakar dimasukkan lagi setahap demi setahap ke dalam drum.

Hal itu terus-menerus dilakukan sampai drum penuh dengan tempurung kelapa. Setelah penuh, drum ditutup dan seluruh batok kelapa di dalam drum mengalami proses pembakaran.

“Lambat laun, tempurung kelapa akan menjadi arang. Setelah dipisahkan dengan sampah-sampah hasil pembakaran itu, arang tempurung kelapa akan menjadi bahan baku produk arang inovatif yang akan diekspor ke pasar dunia,” jelasnya.

Kata dia, arang briket kini makin menjadi pilihan utama banyak orang dibandingkan arang konvensional.

“Kelebihan arang ini dari berbagai aspek baik ramah lingkungan, tahan lama, hasil pembakaran lebih bersih, penggunaan mudah dan praktis untuk aktivitas outdoor,” ungkapnya.

Jadi tidak heran arang jenis ini memiliki permintaan tinggi dari negara tetangga. Arang briket juga semakin populer penggunaannya di dunia kuliner.

“Semoga usaha ini semakin berkembang sehingga bisa mengajak masyarakat, pemuda sekitar yang pengangguran bisa bekerja dan mengangkat perekonomian masyarakat sekitar,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi