Probolinggo,- PT. Kereta Api Indonesia (KAI) terus berupaya untuk meningkatkan keselamatan penumpang dengan menerapkan berbagai inovasi.
Salah satu inovasinya yakni penggantian bantalan rel kereta api dari bahan kayu ke bahan sintetis. Di wilayah Probolinggo ada 7 titik penggantian bantalan yang dilakukan KAI.
Manager Hukum dan Humas, KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro mengatakan, KAI Daop 9 Jember sampai saat ini menggunakan 3 jenis bantalan rel.
Tiga jenis itu meliputi bantalan kayu, bantalan besi, dan bantalan beton. Dari ketiganya, bantalan beton menjadi bantalan yang paling banyak digunakan.
Adapun bantalan besi digunakan pada jalur simpang, dan bantalan kayu digunakan pada jembatan serta wesel atau perangkat pemindah jalur.
“Pada tahun 2024, KAI Daop 9 Jember mendatangkan 1.654 batang bantalan rel sintetis guna menggantikan bantalan kayu yang masih banyak digunakan pada jembatan kereta api,” kata Cahyo, Selasa (22/10/24).
Bantalan sintetis, menurut Cahyo, memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan bantalan kayu. Meski kemampuan peredaman sama seperti bantalan kayu, namun bantalan sintetis lebih tahan bahan kimia, seperti solar hingga oli.
Selain itu, bantalan yang telah dikembangkan oleh Jepang sejak tahun 1980-an itu, perawatannya mudah dengan yang biaya lebih murah. Usia pakai lebih dari 50 tahun dan dapat didaur ulang.
“Sejak pertengahan 2022 hingga Oktober 2024, di wilayah Daop 9 Jember terdapat 44 jembatan kereta api termasuk 7 titik jembatan di Probolinggo yang sudah dilakukan pergantian bantalan dengan total bantalan yang digunakan mencapai 2.512 batang,” ujarnya.
Dengan penggunaan bantalan sintetis sebagai pengganti bantalan kayu, selain meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, juga menambah kenyamanan penumpang karena mengurangi kebisingan saat kereta api melintasi jembatan.
“Penggantian bantalan rel kereta api dengan bantalan sintetis merupakan komitmen KAI Daop 9 Jember untuk turut mendukung keberlangsungan dan pelestarian alam dengan tidak menggunakan bantalan kayu yang menyelamatkan pohon dari penebangan,” imbuh Cahyo. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra