Menu

Mode Gelap
Bobol Rumah di Pandaan, Pria Asal Kraton Dihajar Warga dan Motornya Dibakar Heboh! Percobaan Pencurian LPG 3 Kilogram Digagalkan Warga Lima Begal Beraksi di Paiton, Rampas Motor Remaja Musim Penghujan Memasuki Puncaknya, BPBD Kota Probolinggo Beri Pesan Begini Curi Kabel Penerangan Jalan, Tiga Anak di Bawah Umur Diamankan Polisi BPRD Lumajang Terapkan Teknologi, Bayar Pajak Bisa Pakai Qris

Ekonomi · 8 Des 2024 15:31 WIB

Mengintip Peluang Investasi Pertanian di Lumajang, Padi dan Ubi Menjanjikan


					MENJANJIKAN: Menanam padi menjadi peluang bisnis menjanjikan di wilayah Kabupaten Lumajang. (foto: Istimewa). Perbesar

MENJANJIKAN: Menanam padi menjadi peluang bisnis menjanjikan di wilayah Kabupaten Lumajang. (foto: Istimewa).

Lumajang,- Kabupaten Lumajang menjadi salah satu darrah dengan tingkat ketahanan pangan terbesar di Jawa Timur. Salah satunya, berkat melimpahnya padi dan Ubi Jalar Pasrujambe.

“Lumajang dapat menghasilkan padi 469.347 ton per tahun dan Ubi Jalar Pasrujambe sebagai unggulan yang berpeluang untuk ekspor dengan produksi 177 kwintal per tahun,” kata Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni, Minggu (8/12/24).

Selain padi dan ubi jalar, Kabupaten Lumajang juga memiliki komoditas buah unggulan, seperti Pisang Mas Kirana, Pisang Agung dan pisang lainnya dengan produktivitas 716 ton per tahun.

“Disamping juga buah unggulan lain seperti alpukat mentega, salak pondoh dan manggis yang banyak dikembangkan oleh masyarakat,” ujarnya.

Sedangkan produksi obat-obatan, seperti kapulaga, telah diekspor ke China oleh Kelompok Tani Argo Mulyo Pasrujambe dengan jumlah 34 ton per bulan atau setara Rp2,38 miliar.

“Di sektor perkebunan, Kabupaten Lumajang menghasilkan tebu 1.159.369 ton per tahun dan kopi robusta dengan jumlah 1.921 ton per tahun,” ungkap Yuyun, sapaan akrab Indah Wahyuni.

Ia mengatakan, kedepan bisnis di bidang pertanian memiliki peluang besar karena kebutuhan manusia tidak lepas dari kebutuhan pangan.

“Apalagi saat ini kebutuhan itu tidak hanya terbatas pada pangan, melainkan juga sebagai life style, yaitu keinginan manusia untuk hidup lebih baik dengan memilih makanan yang enak, segar dan sehat,” beber dia.

Yuyun menyebutkan, di sektor pertanian dan perkebunan, Lumajang adalah daerah produsen yang cukup berkontribusi secara nasional

Yuyun juga mengakui, saat ini investasi pada industri pertanian terutama di hilir berada di kota-kota besar, sehingga menambah rantai pasok dan distribusi yang cukup panjang.

“Sedangkan petani di daerah cenderung memerlukan kecepatan pembayaran sehingga muncul tengkulak atau pengepul,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 188 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Imbas Polemik Penjualan LPG 3 Kg, Stok di Pangkalan Berkurang Drastis

4 Februari 2025 - 18:38 WIB

Warga Lumajang Keluhkan Harga LPG 3 Kg Capai Rp22 Ribu

4 Februari 2025 - 09:20 WIB

Kabupaten Lumajang Berada di Bawah Ambang Batas Perubahan Harga IPH

23 Januari 2025 - 13:43 WIB

LPG 3 Kg Naik Jadi Rp 18 Ribu, Pertamina Diminta Perbanyak Pangkalan

16 Januari 2025 - 17:30 WIB

Mulai Hari Ini Harga LPG 3 Kg Naik Rp2.000

15 Januari 2025 - 13:00 WIB

Harga Cabai Rawit Mahal, Petani Justru Mengeluh Gagal Panen karena Cuaca Hujan

14 Januari 2025 - 16:18 WIB

Pangdam V Brawijaya Dorong Jatim Produksi 2 Juta Ton Beras

10 Januari 2025 - 19:05 WIB

Harga Cabai Rawit di Kota Pasuruan Tembus Rp 120 Ribu Per Kilogram

7 Januari 2025 - 15:23 WIB

Musim Hujan, Harga Cabai Rawit di Kota Probolinggo Melesat hingga Rp100 Ribu/kg

6 Januari 2025 - 20:00 WIB

Trending di Ekonomi