Probolinggo,- Dam Kelep atau pintu air di Jl. Profesor Hamka, Kelurahan Pohsangit Kidul, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, ambrol.
Dam peninggalan kolonial Belanda ini jebol, Rabu (15/1/25) sekitar pukul 3.00 WIB. Saat itu, selama 3 hari debit Sungai Legundi sedang tinggi.
Hujan yang mengguyur wilayah daerah bantaran sungai Legundi selama 3 hari, membuat aliran sungai tidak hanya tinggi namun juga deras.
Akibat kejadian ini, Dam Kelep tidak bisa lagi mengatur derasnya debit air seperti fungsi sebelumnya.
Juru Operasi, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, Joko Slamet mengatakan, potensi jebolnya Dam Kelep mulai terlihat sejak Kamis, tanggal 9 Januari 2025.
Namun dam baru benar-benar jebol, Rabu (15/1/25). Warga maupun Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, tidak bisa berbuat apa-apa untuk menahan dam agar tidak jebol.
“Selain debit airnya yang besar, juga terdapat potongan pohon berukuran besar. Bangunan juga sudah tua, dibangun pada tahun 1940,” ujar Joko.
Joko Slamet mengungkapkan, sejak dibangun, belum ada perbaikan pada Dam Kelep. Lantaran kondisi bangunannya yang terlihat masih kuat dan kokoh, dan hanya perawatan ringan saja.
Pasca jebolnya pintu air, pihaknya saat ini melakukan pengamanan dengan mengikat pintu air yang jebol. Tujuannya, jika debit air tinggi pintu air tidak terbawa.
“Jadi saat ini kita amankan dulu perlengkapan dam.dengan cara ditali sebelum nantinya dilakukan perbaikan,” imbuhnya.
Petani di sekitar dam kelep, Zainul Husain mengaku khawatir jika debit air kiriman sungai tinggi, bisa meluap karena pintu air sudah tidak bisa mengontrol.
Selain itu, imbuhnya, pemilik sawah yang ada di sisi utara dan selatan tidak teraliri air, karena air tidak bisa masuk ke saluran sawah petani.
“Ya harapannya segera di perbaiki, takutnya itu banjir seperti beberapa waktu yang lalu dan juga agar jika musim tanam tiba, sawat petani di utara dan selatan bisa teraliri air,” cetus Zainul. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Keyra