Lumajang, – Di Kabupaten Lumajang, Kafe Djodog telah menciptakan sensasi baru bagi para pecinta kopi. Kafe di lereng Gunung Semeru ini tidak hanya menawarkan secangkir kopi nikmat. Kafe ini menyuguhkan pengalaman unik yang menggabungkan kreativitas, inovasi, dan cerita di balik setiap kopi yang disajikan.
Dari Kafe Djodog ini, aroma kopi khas Senduro memenuhi udara di sepanjang jalan pintu masuk Pura Mandhara Giri Semeru Agung. Bahkan, saking nikmatnya, aroma kopinya menarik perhatian warga lokal maupun warga luar daerah yang datang ke pura untuk beribadah.
Selama beberapa tahun ini, budaya ngopi di Kabupaten Lumajang mengalami pertumbuhan signifikan. Tidak hanya didominasi oleh kafe besar, kini konsep ngopi di trotoar sangat mendominasi di Lumajang.
Kafe ini menjadi pusat bagi para pecinta kopi untuk menikmati berbagai varian, karena kafe ini mengutamakan hasil produksi lokal seperti, es kopi susu yang murni tanpa campuran apapun. Selain itu, ada kopi Arabika, Robusta dan kopi Ekselsa khas Senduro yang disajikan di kafe ini.
Dengan harga yang relatif murah, Kafe Djodog menarik minat kalangan muda maupun tua. Kafe Djodog memiliki keunikan di setiap sudut kafenya. Masing-masing memperlihatkan karakteristik khas yang membedakan satu sama lain.
Salah satunya kopi Robusta. Kopi ini menyajikan “house balance” dengan rasa pahit dan setelah diminum, ada rasa kecut yang menambah pengalaman minum kopi yang memanjakan lidah.
Kafe ini tepat di depan Pura Mandhara Giri Semeru Agung, salah satu pura tertua di Indonesia ini, yang berada di Desa/Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
Echa, barista asal Bali mengaku, sejauh ini belum ada penjual kopi sekeren ini.
“Sungguh ini ciri khas Kopi Senduro yang luar biasa. Kopi dengan rasa yang begini, harus terus dikembangkan, dan diperkenalkan kepada masyarakat luas,” kata Echa sembari menyeruput kopinya, Rabu (29/1/25).
Selain kenikmatan kopi yang tersaji, Kafe Djodog juga menyediakan camilan ringan untuk menemani minuman. Dengan cita rasa yang tak diragukan lagi, kafe ini sukses mencuri perhatian para pecinta kopi yang mencari sesuatu yang baru.
Kafe Djodog yang berada di Depan Pura Mandhara Giri Semeru Agung ini, tidak hanya menceritakan sebuh kenikmatan kopi, tapi membawa cerita panjang sekelompok anak muda yang terus berusaha mengenalkan kopi khas Senduro.
Usaha ini bermula dimulai dari pemrograman pemuda untuk mengimplementasikan kopi khas Senduro supaya banyak dikenal oleh masyarakat luas. Hasilnya, kopi khas Senduro ini banyak diminati oleh masyarakat Malang, Banyuwangi, Bali bahkan sampai ke luar daerah Jawa Timur.
Konsep yang dipadukan oleh kafe ini sangatlah menarik yaitu, sebelum meminum kopi, kebanyakan mereka yang memesan diceritakan sebuah peracikan dari pasca panen hingga menjadi kopi yang disajikan.
“Konsep ini memang saya lakukan, supaya para penimat kopi tahu proses dari panen, penjemuran, penggilingan hingga menjadi kopi siap saji. Sesederhana itu konsep kami. Dengan menceritakan proses itu, para penikmat kopi akan kebayang prosesnya hingga menikmati hasil prosesnya, itu yang tidak kebanyakan kafe lakukan,” kata Riki, pemilik Kafe Djodog.
Keunikan utama di kafe ini adalah es kopi susu. Meski terdengar sudah biasa, kombinasi ekstrak kopi pilihan dan susu yang diambil pada saat pemerasan dari peternak sapi, menciptakan rasa yang memikat banyak pelanggan.
“Kebanyakan anak muda sekarang sudah banyak tidak mempedulikan kesehatannya. Maka dari itu, perlu diketahui susu segar yang diambil dari peternaknya langsung, sangat banyak gizinya, yang bisa menjaga keseimbangan tubuh,” ungkapnya.
Di samping itu, bagi pecinta kopi, tidak ada salahnya untuk mencicipi kopi di Kafe Djodog ini. Selain menyajikan cita rasa khas Senduro, kafe ini juga menyajikan keindahan Pura Mandhara Giri Semeru Agung, yang setiap harinya banyak dikunjungi warga Bali yang beribadah.
“Di kafe ini, selain bisa menikmati kopi, bonusnya pengunjung bisa menyaksikan keindahan salah satu pura tertua di Indonesia,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra