Jember,- Sejumlah wilayah di Jember mulai memasuki musim panen raya padi. Bulog Jember pun telah memulai proses penyerapan Gabah Kering Panen (GKP), yang dihasilkan petani.
Namun, kapasitas serapan yang tersedia cukup terbatas. Bulog hanya dapat menampung 20 persen dari total panen, yang setara dengan 70 ribu ton.
Hingga Senin, (3/3/25), jumlah GKP yang telah terserap mencapai 597 ton, sedangkan total beras yang diserap mencapai 4.890 ton.
Dengan perhitungan tersebut, maka total GKP yang dapat ditampung hingga akhir masa panen diperkirakan setara dengan 35.000 ton beras.
Kepala Kantor Bulog Jember, M. Ade Saputra menjelaskan bahwa penyerapan GKP ditetapkan sebesar 20 persen dari total panen setiap musim.
Proses penyerapan ini direncanakan terus berlangsung hingga tahun 2025, dengan target total beras yang harus diserap mencapai 59.300 ton.
“Penyerapan gabah di Jember hanya 20 persen atau setara 70 ribu ton untuk satu musim. Saat ini, gabah yang sudah terserap sebanyak 597 ton, sedangkan total beras yang diserap adalah 4.890 ton,” ujar Ade, Selasa, (4/3/25).
Untuk meningkatkan efektivitas penyerapan, Bulog Jember melakukan penataan dan pemetaan wilayah panen. Termasuk menjalin kerjasama dengan asosiasi petani dan Kodim 0824 Jember.
Kerjasama ini, menurut Ade, diharapkan dapat menjamin agar harga gabah tidak jatuh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
“Dengan kerja sama ini, kami memastikan harga gabah di tingkat petani ditetapkan di Rp 6.500 per kilogram,” tambah Ade.
HPP sebesar Rp 6.500 per kilogram untuk gabah kering panen mulai berlaku sejak pertengahan Januari 2025. Sebelumnya, harga gabah berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 5.800 per kilogram.
“Penetapan HPP ini memberikan keuntungan bagi petani, karena dapat membantu menutupi biaya operasional dan meningkatkan produksi padi,” sampainya. (*)
Editor : Mohammad S
Publisher : Keyra