Probolinggo,- Bupati Probolinggo, dr. Mohammad Haris atau Gus Haris menyebut, banjir yang melanda 3 kecamatan di wilayahnya, tidak terlepas dari melimpahnya air kiriman dari lereng Pegunungan Argopuro.
Menurutnya, saat ini wilayah selatan Kabupaten Probolinggo atau kawasan lereng Pegunungan Argopuro, telah banyak lahan yang sudah beralih fungsi.
“Dari hasil evaluasi kami, itu ada pergeseran penggunaan lahan atau alih fungsi lahan,” kata Gus Haris saat meninjau lokasi terdampak banjir di Pondok Pesantren Darut Tauhid Krejengan, Selasa (11/3/25).
Alih fungsi lahan tersebut, imbuhnya, mengakibatkan perubahan geometri pada sungai, mulai dari hulu hingga ke hilir. Hal inilah yang kemudian membuat potensi terjadinya banjir semakin besar.
“Akhirnya ada perubahan geometri sungai. Kita lihat, sungai itu setiap kali ada belokan tambah lebar dan tambah lebar, ini yang menggerus sampai ke dapur-dapur orang,” bebernya.
Ia berjanji, alih fungsi lahan ini akan menjadi perhatian serius dari pemerintah setempat. Sebab, jika hal ini masih terus terjadi, maka bencana alam, khususnya banjir, bisa mengancam setiap saat.
“Ini yang dari kemarin coba kami tangani. Karena kami bangun jembatan (di lokasi banjir sebulan sebelumnya, red) belum selesai, sudah ada banjir lainnya,” urai Gus Haris.
Namun untuk saat ini, ia dan jajarannya di Pemkab Probolinggo, akan fokus pada penanganan dan pemulihan pasca banjir. Termasuk pemenuhan logistik terhadap warga terdampak.
“Sudah ada sejumlah alat berat milik provinsi yang mulai melakukan penanganan. Kami masih terus melakukan assesment, nanti perkembangannya kami kabari kembali,” tutupnya.
Sekedar diketahui, 9 desa yang tersebar di 3 kecamatan wilayah Kabupaten Probolinggo, terendam banjir, Senin (10/3/25). Ketinggian banjir bahkan mencapai satu meter lebih.
Banjir ini mengakibatkan 313 Kepala Keluarga (KK) terdampak dan satu jembatan penghubung antar desa putus. Musibah ini juga menyebabkan seorang warga meninggal dunia akibat terjebak genangan banjir. (*)
Editor : Mohammad S
Publisher : Keyra