Jember,- Bulan suci Ramadan membawa tantangan tersendiri dalam mengatur pola makan. Sebab, kebiasaan yang berbeda dibandingkan hari-hari biasa seringkali menimbulkan masalah kesehatan, terutama pada saat berbuka puasa.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember, Hendro Soelistijono, mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mengatur porsi makanan saat berbuka.
Ia mencatat adanya peningkatan keluhan terkait gangguan pencernaan, seperti gastritis dan nyeri lambung, yang sering kali disebabkan oleh kebiasaan langsung menyantap makanan dalam jumlah besar.
“Lambung kita perlu waktu untuk beradaptasi setelah seharian berpuasa,” jelas Hendro saat dikonfirmasi, Jumat, (14/3/25).
Ia menekankan pentingnya menghindari konsumsi berlebihan saat berbuka, agar lambung tidak terbebani secara tiba-tiba.
Selain itu, kenaikan kasus diare juga menjadi perhatian. Hal ini diduga berkaitan dengan konsumsi makanan yang kurang higienis serta makanan berlemak, pedas, dan asam.
Ia juga menyebut bahwa insiden dehidrasi rendah dan tekanan darah pada pasien hipertensi relatif stabil, berkat meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengatur waktu konsumsi obat.
“Pasien hipertensi sebaiknya mengonsumsi obat setelah sahur, sedangkan pasien diabetes setelah berbuka. Informasi ini telah kami sosialisasikan luas,” tambahnya.
Sebagai langkah pencegahan masalah pencernaan, Hendro menyarankan agar warga tidak langsung mengonsumsi hidangan berat atau minuman dingin saat berbuka.
Sebaiknya, mulailah dengan air putih atau camilan ringan yang tidak terlalu pedas atau asam begitu waktu berbuka tiba.
“Setelah menikmati takjil, beri jeda dengan salat Maghrib sebelum menyantap makanan berat. Ini memberi kesempatan bagi lambung untuk beradaptasi,” imbuhnya.
Maksimalkan Layanan
Dinkes Jember, menurut Hendro, selama ini juga aktif memberikan edukasi tentang pola makan sehat selama Ramadan melalui berbagai media, termasuk posyandu dan puskesmas.
“Kami berkomitmen untuk memastikan setiap warga mendapatkan informasi yang tepat agar tetap sehat selama bulan suci ini,” paparnya.
Dengan potensi lonjakan arus mudik selama Ramadan dan libur Lebaran, Dinkes Jember telah mempersiapkan fasilitas kesehatan dengan baik.
Sekitar 50 puskesmas beroperasi selama 24 jam, didukung oleh 70 klinik mitra BPJS Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Semua fasilitas kesehatan kami imbau untuk tetap aktif beroperasi, mengantisipasi peningkatan jumlah penduduk selama masa mudik,” tutup Hendro. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra