Menu

Mode Gelap
Libur Panjang, Berikut Tips Memilih Liburan saat Lebaran Baru Saja Surut, Banjir Kembali Rendam Bandaran, Winongan Selisih Sehari dengan Pemerintah, Jamaah Aboge di Leces Shalat Idul Fitri Hari Ini Warga Winongan Rayakan Lebaran di Tengah Sisa Genangan Banjir Kado Lebaran, 507 Warga Binaan Lapas Kelas II Probolinggo Dapat Remisi Masih jadi Favorit, 95.585 Pemudik Gunakan KA Saat Lebaran 2025

Wisata · 27 Mar 2025 03:47 WIB

Wisata Bromo Diminta Tetap Buka Saat Idul Fitri, Gus Haris Turun Tangan


					DISKUSI: Bupati Probolinggo, Gus Haris (baju putih) dan Dirjen KSDAE KLHK RI, Satyawan Pudyatmoko, bertemu untuk membahas rencana penutupan Bromo. (foto: Istimewa). Perbesar

DISKUSI: Bupati Probolinggo, Gus Haris (baju putih) dan Dirjen KSDAE KLHK RI, Satyawan Pudyatmoko, bertemu untuk membahas rencana penutupan Bromo. (foto: Istimewa).

Probolinggo,- Penutupan sementara kawasan wisata Gunung Bromo saat libur Hari Raya Idul Fitri 2025, memantik perhatian Bupati Probolinggo, dr. Muhammad Haris Damanhuri Romly atau Gus Haris.

Gus Haris secara tegas meminta agar Bromo tetap dibuka pada momen Lebaran Idul Fitri. Sebab menurutnya, wisata Bromo berdampak luas terhadap perekonomian masyarakat.

Hal ini disampaikan Gus Haris saat menerima kunjungan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK RI, Satyawan Pudyatmoko, Rabu (26/3/2025).

Pertemuan berlangsung di kediaman pribadi Bupati, didampingi sejumlah kepala OPD. Hadir juga Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha dan Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur, Nur Patria Kurniawan.

Menurut Gus Haris, penutupan Gunung Bromo yang dijadwalkan selama lima hari, mulai 28 Maret hingga 1 April 2025, memicu keberatan dari banyak pihak, terutama pelaku wisata dan masyarakat Suku Tengger yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata.

“Bagi mereka, lebaran musim ramai. Kesempatan mencari rezeki. Kalau ditutup, mereka kehilangan penghasilan,” tutur Gus Haris.

Ia menjelaskan, pemilik penginapan, sopir jeep wisata, hingga pedagang kecil seperti asongan, semua menggantungkan harapan dari kunjungan wisatawan selama libur panjang.

Oleh karenanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo bersama TNBTS tengah mencari titik temu agar Bromo bisa dibuka setidaknya mulai hari pertama Idul Fitri.

“Semoga dalam satu-dua hari ke depan ada keputusan final dari TNBTS. Kita siap bantu pengaturannya, termasuk soal keamanan dan teknis di lapangan,” imbuhnya.

Pelaku Wisata Terdampak

Penutupan ini pun mulai berdampak langsung pada pelaku usaha wisata. Pemilik usaha travel Bromo Guide, Abdul Qodir Al Jailani, mengaku beberapa tamunya dari luar daerah membatalkan kunjungan ke Bromo setelah mengetahui kawasan tersebut ditutup saat lebaran.

“Sudah ada beberapa tamu dari Jakarta dan luar negeri yang cancel. Mereka kecewa karena sudah atur jadwal dan bayar DP. Ini tentu memukul kami,” kata Qodir.

Menurutnya, momen libur lebaran adalah waktu emas bagi bisnis wisata. Jika penutupan tetap dilakukan, para pelaku usaha kecil seperti dirinya bisa rugi besar.

“Upaya Bupati Probolinggo untuk menekan TNBTS membuka wisata Bromo saat lebaran, sudah mewakili kami,” ungkap alumnus UNISMA Malang itu.

Perlu Adaptasi Kebijakan

TNBTS dalam pertemuan Gus Hari, TNBTS menyebut alasan penutupan Bromo karena pada dua hari pertama Lebaran, wisatawan cenderung sepi akibat masyarakat masih fokus pada kegiatan silaturahmi.

Namun, Gus Haris menilai kondisi ekonomi saat ini menuntut kebijakan yang lebih adaptif.

“Libur lebaran ini harapan besar bagi masyarakat. Kami tidak ingin mereka kehilangan peluang mengais rezeki,” beber Gus Haris.

“Kami paham semua ingin libur, termasuk polisi dan Dishub. Tapi demi pelayanan masyarakat, kami siap turun penuh jika Bromo dibuka,” imbuhnya.

Dirjen KSDAE, Prof. Satyawan Pudyatmoko, menyampaikan pihaknya hadir untuk menjembatani komunikasi antara Pemkab Probolinggo dan TNBTS. Ia menekankan pentingnya dialog terbuka dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk para tetua adat Tengger.

“TNBTS perlu membangun komunikasi lebih baik dengan semua pihak agar setiap kebijakan bisa diterima dengan lebih bijak oleh masyarakat,” ujar Satyawan. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 108 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Nyepi hingga Idul Fitri, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Ditutup

30 Maret 2025 - 15:09 WIB

Hari Ini Dibuka, Istilahnya Bukan Lagi Grojogan Sewu, tapi Tumpak Sewu yang Dikenal Mancanegara

14 Maret 2025 - 12:26 WIB

Bupati Lumajang Akan Tata Ulang Objek Wisata di Pronojiwo

11 Maret 2025 - 16:48 WIB

Ternyata Pemkab Lumajang Tidak Punya Perda yang Atur Objek Wisata

10 Maret 2025 - 16:31 WIB

PR Berat Bupati Lumajang Membenahi, Mempercantik hingga Memperbaiki Manajemen Pengelolaan Pariwisata

4 Maret 2025 - 13:54 WIB

Masjid KHAS Krampyangan Diresmikan, Hadirkan Nuansa Makkah di Kota Pasuruan

4 Maret 2025 - 13:23 WIB

Nyepi dan Idul Fitri Berbarengan, Wisata Gunung Bromo Bakal Ditutup

1 Maret 2025 - 16:54 WIB

Omah Duren, Sajikan Legitnya Durian Montong di Dataran Tinggi Lumbang

10 Februari 2025 - 19:21 WIB

Pengunjung Keluhkan Tarif Pendamping Pendakian ke Ranu Kumbolo Lumajang

10 Februari 2025 - 18:24 WIB

Trending di Wisata