Menu ✖

Mode Gelap

Sosial · 8 Apr 2025 20:11 WIB

Mitigasi Bencana, Pemkab Jember Perluas Program Satuan Pendidikan Aman Bencana


					MITIGASI BENCANA: Pelatihan Program SPAB di SMK Islam Bustanul Ulum Pakusari Jember. (foto: IG : relawanrumahzakat_jember)

Perbesar

MITIGASI BENCANA: Pelatihan Program SPAB di SMK Islam Bustanul Ulum Pakusari Jember. (foto: IG : relawanrumahzakat_jember)

Jember,- Dalam upaya meningkatkan mitigasi bencana di sekolah-sekolah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), menggalakkan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

Program ini bertujuan untuk mengedukasi siswa, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi tentang cara menghadapi bencana.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jember, Zughrinada Wahyudi Hidayat, mengatakan, mulai tahun ini ia akan aktif mengimplementasikan SPAB di seluruh wilayah Jember.

“Sosialisasi dan simulasi akan dilakukan secara bertahap di setiap sekolah untuk program SPAB ini,” ujarnya, Selasa, (8/4/25).

Melalui program ini, siswa akan mendapatkan pelatihan tentang penanganan bencana seperti gempa bumi, banjir, dan kebakaran.

BPBD Jember juga akan menyediakan materi pembelajaran dan lembar komitmen yang ditandatangani oleh berbagai pihak, termasuk kepala dinas pendidikan dan Kemenag.

Wahyudi memberi contoh Negara Jepang, yang menurutnya sukses menyatukan pelatihan bencana dalam kurikulum mereka.

“Di Jepang, anak-anak dilatih setiap tiga bulan. Ketika terjadi bencana, mereka tahu langkah apa yang harus diambil,” ujar dia.

Beberapa sekolah di Jember telah mulai menjalankan program ini secara rutin, bahkan ada yang mengundang BPBD setiap tahun untuk pelatihan.

“Setidaknya setahun sekali sudah bagus, tapi kami berharap ini berkelanjutan,” cetus Wahyu.

Program SPAB juga akan melibatkan pondok pesantren dan lembaga pendidikan non-formal. Harapannya, semua pihak, termasuk pengasuh pondok, dapat berperan aktif dalam membangun sistem kesiapsiagaan.

Dengan fakta bahwa Jember memiliki risiko bencana yang tinggi, Wahyudi menekankan pentingnya pendidikan kesiapsiagaan.

“Anak-anak adalah kunci untuk menciptakan inovasi dan transformasi dalam masyarakat. Jika mereka memahami risiko dan cara menyelamatkan diri, kita sudah berada di jalur yang benar,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 34 kali

Baca Lainnya

Dinsos Lumajang Berikan Bantuan Makanan untuk 677 Anak Yatim di 74 LKSA

25 April 2025 - 09:08 WIB

174 Warga Kota Probolinggo Bakal Naik Haji, Diminta Segera Lunasi BPIH

21 April 2025 - 19:52 WIB

Fenomena Tabrakkan Diri ke Kereta Api Mulai Marak di Kota Probolinggo, ini Kata Psikolog

21 April 2025 - 15:59 WIB

Kembalikan Layanan Penerbangan, Bandara Notohadinegoro Jember Direvitalisasi

20 April 2025 - 17:46 WIB

Bupati Lumajang Nilai Kinerja Tim SAR Cari Candra Sudah Maksimal

20 April 2025 - 16:19 WIB

Pengajuan Dispensasi Pernikahan di Jember Jadi Lebih Rumit, Masyarakat Khawatir

19 April 2025 - 21:18 WIB

Secercah Asa Fatayat NU Menapaki 279 Tahun Usia Kabupaten Probolinggo

18 April 2025 - 22:17 WIB

Peringatan Harjakabpro ke-279 Dikemas Sederhana, Diawali Ziarah Kubur dan Tasyakuran

18 April 2025 - 19:53 WIB

Megawati Hangestri Pulang ke Jember, Disambut Meriah bak Pahlawan

15 April 2025 - 19:14 WIB

Trending di Sosial